|| 28. Dalangnya

365 22 0
                                    

Happy Reading!

•••

Sebulan berlalu, hari-hari berjalan seperti biasanya. Salsa yang mulai pulih dari sedihnya juga trauma. Sekarang kini dirinya tengah duduk dihalaman belakang rumahnya.

Matanya menatap pada kolam ikan koi yang airnya begitu bening. Sesekali melempar makanannya.

Reon sedang pergi bekerja. Kesalahpahaman antara mereka sudah hilang, karena Reon menjelaskan semuanya. Mereka sudah seperti biasanya. Namun, Salsa seperti hidup di antara andai-andai.

Andai saat itu Salsa tak emosi, mungkin calon anaknya tak akan hilang.

Andaikan Salsa menyempatkan diri untuk mendengarkan penjelasan Reon.

Andai Salsa tak mengambil keputusan sepihak.

Juga andai-andai lainnya.

•••

Reon menatap ketiga orang kepercayaannya yang tengah berdiri dihadapannya. Pria itu berkali-kali mengusap wajahnya kasar, sudah lama menunggu kejelasan dan akhirnya sekarang orang-orangnya ada di depannya membawa laporan.

Reon berharap juga yang terbaik dan dalangnya.

"Selamat siang, tuan."

"Intinya."

Reon benar-benar tidak ingin basa-basi sekarang. Yang hanya Reon butuhkan adalah titik terang semuanya. Semuanya dengan kejanggalan-kejanggalan yang ada.

Bukan hanya tentang bagaimana kronologi Salsa, namun tentang semuanya. Juga hal lain, tentang hal yang juga penting dan rahasia.

"Pria yang menjadi dalang dari kejadian yang menimpa nyonya Salsa adalah salah-satu karyawan anda sendiri." Pria dengan jas hitam itu mengeluarkan beberapa berkas juga data sebagai bukti.

"Saya tak punya karyawan, dia."

Reon menatap berkasnya juga data diri pria yang rupanya berusia 41 tahun tersebut. Reon sama sekali tak mengingatnya.

"Dia bukan karyawan disini."

"Maksudnya?" tanya Reon bingung.

"Harri, adalah salah-satu karyawan di kota lain, tepatnya bukan kota ini. Harri juga bukan karyawan inti." Pria berseragam itu menjelaskan.

"Tapi namanya begitu asing bagiku. Aku selama memeriksa nama-nama karyawan entah inti ataupun tidak. Bagaimana mungkin namanya belum terdaftar." Reon menjelaskan dengan sungguh. Ia benar-benar asing dengan nama itu.

"Harri hanya bekerja selama seminggu di perusahaan, tuan."

"Seminggu?"

"Dia bekerja sekitar semingguan dan langsung dipecat, karena melakukan kekerasan kepada karyawan yang lain." Deni. Orang kepercayaan Reon menjelaskan dengan detail.

"Menurut Rani, orang yang mengurus perusahaan disana. Namanya memang belum sempat dikirim ke anda, karena dia hanya bekerja selama seminggu. Juga karena anda mengecek perusahaan cabang sebulan sekali. Apalagi sudah ada karyawan penggantinya saat itu." Deni juga mengambil satu berkas dan memberikannya pada Reon.

"Dia melakukan kekerasan kepada karyawan tetap, dikarenakan berbeda pendapat."

"Kabar yang kami terima dia adalah orang yang mempunyai emosi tinggi dan berlebihan, sehingga hal kecil yang tidak disenanginya akan berdampak cukup besar." Deni kembali menjelaskan. Pria itu juga memberikan beberapa foto, juga gambar rekaman CCTV sebagai bukti.

Reon memperhatikan gambar itu dengan detail. Bahkan dirinya cukup terkejut saat melihat pria bernama Harri itu, memukulkan kursi besi ke pria yang tengah berusaha untuk berdiri.

"Berbeda pendapat tentang apa?"

"Kami kurang tau, karena menurut rekaman CCTV juga orang-orang yang ada di lokasi kejadian. Hanya Harri dan orang itu yang ada, mereka hanya berbicara berdua."

"Orang yang bekelahi dengannya. Apa kabarnya sekarang? Kenapa kalian tak mencari informasi kepada dia saja?" tanya Reon kesal.

Deni menggelengkan kepalanya, bukan berarti pikirannya tak ke arah sana. Namun ada sebab lain.

"Beliau sudah meninggal, dua tahun lalu. Dia meninggal karena serangan jantung. Itu kabar yang kami dapatkan."

Reon menatap Deni lalu menghela nafasnya panjang.

"Karena kejadian ini juga sudah enam tahun lalu. Kami jadi kurang tahu, apalagi karyawan sana juga sudah banyak yang berhenti karena usia lanjut."

"Siapa yang menyuruhnya? Tak mungkin dia langsung menyerang tanpa dalang. Atau ada motif lain?" tanya Reon penasaran.

"Dia bayar."

"Siapa?"

"Dia hanya mengatakan bahwa dia dibayar dengan jumlah besar. Namun tak mengatakan siapa bos-nya. Seperti halnya kasus Linda."

"Sudah banyak cara kami lakukan termasuk ancaman, namun dia juga benar-benar melindungi orangnya, tuan." Kali ini buka Deni, melainkan Toni yang berbicara.

Reon menghela nafasnya panjang. Sepertinya kasus ini akan cukup rumit.

•••

TBC

4des2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang