|| 44. Smiling and gloomy

426 31 1
                                    

Happy Reading!

•••

Reon masuk ke dalam ruangan tempat dimana Gino dirawat. Gino masih koma. Sudah seminggu ini Gino belum juga bangun dari komanya.

Reon mendekati Salsa, dengan totebag di tangannya. Pria itu mengeluarkan makanan yang dibawanya saat keluar tadi. Tentang Tania, wanita itu sudah sembuh, Tania hanya mengalami demam biasa saat itu. Sekarang, semua keluarga besar Reon sudah mengetahui tentang Salsa dan Gino.

Mereka bersyukur karena Salsa selamat dari kejadian dahulu, begitu juga dengan kehadiran Gino yang membuat mereka senang. Walaupun nyatanya Salsa begitu dingin Sekarang, mereka cukup mengerti perasaan Salsa.

Bahkan kedua orang tua Reon, setiap hari datang kesini untuk melihat keadaan cucunya yang tak kunjung bangun dari koma.

"Dimakan dulu, Sa."

Salsa hanya melihat sekilas, lalu kembali fokus menatap wajah teduh anaknya, yang didominasi dengan wajah Reon. Gino benar-benar mirip dengan Reon.

"Aku tadi beli bubur, jangan lupa dimakan. Kemarin-kemarin kamu hanya makan roti," ucap Reon, tangannya sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Bangunin Silla, suruh dia makan."

Reon menghentikan kegiatannya, lalu menatap Salsa yang tadi membuka suaranya sejenak. Wanita itu masih fokus menatap pada wajah Gino yang terlelap.

Reon memutar badan lalu melihat Silla yang masih terlelap dengan selimut tebal di sofa yang berada dalam ruangan ini. Silla juga ikut menjaga Gino, katanya Silla harus menjaga Gino supaya nanti kalau bangun Gino main sama Silla lagi.

"Iya."

Semenjak kepergian Arga, Silla memang Salsa yang mengurusnya. Salsa yang akan merawat gadis kecil itu. Anak dari orang yang begitu berharga dan baik. Silla menjadi lebih pendiam dari sebelumnya, anak itu lebih memilih menghabiskan waktu bermainnya dengan menggambar atau setidaknya tidur.

Silla adalah yatim piatu sekarang. Arga tak mempunyai keluarga, itu yang Salsa tau. Pernikahan Arga dan Arum tidak direstui oleh keluarga Arum.

Arga adalah seorang yatim piatu, yang tinggal di panti asuhan. Arga besar disana, karena sewaktu bayi ia di titipkan ke sana oleh orangtuanya. Lebih tepatnya, Arga adalah anak yang tidak diinginkan. Bahkan sampai akhir hayatnya, Arga masih mencari tau siapa orang tua kandungnya. Namun belum juga dapat.

Arga bilang dia hanya ingin tau saja, siapa orangtuanya dan alasan kenapa dirinya dibuang.

Arga adalah siswa berprestasi di sekolahnya, sehingga dirinya dapat melanjutkan sekolahnya kejenjang lebih tinggi bahkan S1. Arga mengambil jurusan di bidang Bisnis dan manajemen usaha.

Pertemuannya dan Arum adalah sewaktu masa SMA. Arga saat itu adalah anggota OSIS sama dengan Arum, kegiatan juga kebersamaan mereka yang membuat keduanya dekat sampai akhirnya sama-sama saling mempunyai rasa.

Sayangnya, hubungan mereka tak direstui oleh kedua orang tua Arum karena faktor ekonomi. Arga yang saat itu hanyalah orang biasa saja, dengan status tak diketahui jelas. Sedangkan Arum adalah anak tunggal dari orang berpengaruh, yang statusnya sangat jelas.

Perbedaan status juga ekonomi membuat kedua orang tua Arum menentang keduanya, sampai akhirnya saat itu Arga memutuskan untuk berjuang mendapatkan hati dari orang tua, orang yang dicintainya. Arga benar-benar berusaha keras.

Puncaknya saat dirinya menanam saham di salah-satu perusahaan, dirinya berhasil. Arga kembali datang setelah lima tahun dirinya berpisah dengan sang kekasih, Arum.

Arga mengutarakan niatnya untuk melamar Arum, menjadikannya sebagai istri. Namun kenyataannya tak begitu indah, Arum saat itu sudah dijodohkan dengan orang lain. Bahkan pernikahan mereka seminggu lagi akan direncanakan.

Sampai akhirnya, puncaknya Arum mengutarakan niatnya ingin kawin lari dengannya. Awalnya Arga begitu dilema, sampai akhirnya keputusan bulat dibuatnya. Arga membawa kabur Arum tepat di acara pernikahannya.

Mereka benar-benar melangsungkan pernikahan tanpa adanya restu. Sampai akhirnya setahun berlalu, Arum mengandung, dan mereka memutuskan pulang untuk memberitahukan kabar itu kepada orang tua Arum. Namun ternyata Papa Arum meninggal karena serangan jantung tepat dimana Arum melangsungkan pernikahan dengan Arga.

Kedatangan keduanya langsung mendapat sumpah-serampah dari Mama Arum. Beliau benar-benar membenci keduanya, bahkan untuk menatap wajah sang anak, dirinya tak lagi mau.

Sampai akhirnya kelahiran Silla, yang merenggut nyawa Arum. Mama Arum bahkan tak menghadiri pemakaman anaknya. Cucunya? Jangan ditanya, beliau benar-benar tak ingin berurusan dengan anak Arum dan Arga sampai saat ini.

•••

12jan2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang