|| 34. Kejadian besar

406 24 6
                                    

Happy Reading!

•••


Enam Tahun lalu.

"Salsa!"

"Salsa!"

Reon berteriak frustasi. Pria dengan baju kantor yang acak-acakan itu membanting barang-barang, sehingga membuat suara nyaring saling bersahutan. Menghancurkan segala yang ada di dekatnya.

"Salsa kamu dimana, sayang?!" Reon terduduk lemas dengan tangisnya, tatapannya mengarah pada foto besar yang berada di ruang tamu. Foto pernikahannya dengan Salsa.

"Salsa, kumohon jangan membuatku takut."

Kemungkinan-kemungkinan yang berada di kepalanya membuat Reon gusar. Ketakutan akan taunya Salsa tentang penghianatan dirinya sendiri, membuat Reon benar-benar gusar.

Dering telepon membuat atensi Reon menjadi teralih, menolah panggilan yang dilakukannya. Namun nomor selanjutnya membuat Reon mematikan ponselnya, karena terus-menerus berdering.

Reon kembali mengerang.

Lama dia terdiam, tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya yang di ketuk membuat Reon kesal. Karena pintu yang terus-menerus diketuk.

Reon berjalan gontai menuju pintu, dan membukanya.

"Benar dengan rumahnya Salsa Nadia Wano?" Umpatan Reon tertahan saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari seorang pria berseragam cokelat didepannya.

Apalagi saat melihatnya datang dengan dua orang berseragam sama, juga dua orang warga, sepertinya.

"Benar. Ada apa?"

Entah kenapa, namun sekarang Reon benar-benar khawatir. Sangat.

"Saya dari pihak kepolisian ingin menyampaikan bahwa saudari Salsa mengalami kecelakaan tabrakan mobil di seperempat jalan Mawar." Polisi tersebut menjelaskan maksud kedatangannya. Dengan membawa tas ransel milik seorang wanita yang kotor.

"Saya menemukan alamatnya dari KTP. Tadi saya sudah menghubungi anda namun anda tak mengangkatnya."

"Dimana Salsa pak?! Dimana?!" sentak Reon. Bahkan Reon sudah mencengkram erat kedua bahu polisi dihadapannya.

Sekarang Reon benar-benar frustasi, bahkan rasanya untuk berdiri pun lututnya terasa begitu lemas.

"Tenang pak. Mari ikut kami."

Lokasi kejadian.

"Benturan hebat yang terjadi membuat kedua mobil kebakaran. Bahkan mobil yang di tabrak oleh saudari Salsa membawa bensin, sehingga apinya benar-benar besar. Ledakan terjadi sampai empat kali."

"Beberapa saksi mengatakan bahwa kedua mobil sempat terseret beberapa meter dari kejadian awal ke jurang yang berada di dekat seperempat jalan. Saksi menyatakan bahwa setelah itu ledakan langsung terjadi beruntun." Seorang reporter dari salah-satu stasiun tv menjelaskan.

Reon yang berada tak jauh darinya benar-benar lemas, mata tajamnya menatap pada kedua mobil yang sudah tak terbentuk dan menghitam akibat gosong.

Pemadam kebakaran masih berusaha untuk memadamkan api yang menyala. Tak tanggung-tanggung beberapa pohon juga ikut menghitam akibatnya.

"Kami menemukan tas wanita bernama Salsa di tempat kejadian pertama sebelum terseret. Tasnya jatuh, dengan kondisi kaca yang terbuka menurut penjelasan saksi." Seorang polisi membawa beberapa bukti. Orang-orang berdesakan ingin mendapatkan informasi. Namun terhalang beberapa polisi dan orang-orang Reon.

Apalagi yang sedang mendapatkan musibah adalah istri dari CEO besar perusahaan properti yang sedang begitu naik. Sehingga pastinya berita ini nantinya akan benar-benar menjadi trending.

Seolah tak peduli dengan keadaan seseorang, mereka terus mendesak dengan mementingkan ego masing-masing dengan dalih pekerjaan.

"Sudah dipastikan. Korban telah meninggal ikut terbakar dalamnya, karena pintu mobil yang terkunci. Semuanya benar-benar hangus." Seorang polisi menjelaskan membuat Reon menatapnya tajam.

"Enggak!"

"Istri saya tak mungkin meninggal! Jangan sembarang anda berbicara!" Reon berteriak, tubuhnya sudah maju ingin menyerang pria yang telah mengatakan hal yang itu. Namun di tahan orang-orang.

"Maaf pak Reon. Kami ingin bekerja konsisten dengan bukti juga saksi yang melihat."

"Kami bukan mengklaim, tapi tak mungkin korban akan selamat dengan bukti juga saksi yang ada. Mustahil, Pak." Pria itu menjelaskan.

"Jangan berbicara begitu, jika ingin konsisten biarkan saya yang mencarinya. Biar saya saja yang menangani kasus ini. Saya tak perlu bantuan kalian!" teriak Reon murka.

"Kobaran api nya benar-benar besar, pak. Kemungkinan yang terjadi adalah --"

Brugh!

Reon maju dan langsung menerjangnya. Pria ini benar-benar harus ditangani.

"Salsa tidak mati!"

"Istriku tidak mati. Tutup saja mulutmu jika terus mengatakan hal itu!"

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

21des2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang