|| 12. Bulan madu?

669 32 0
                                    

Happy Reading!

•••

Seminggu berlalu. Reon dan Salsa sudah pindah ke rumah yang di beli oleh Reon sebelum mereka menikah. Rumahnya dua lantai dengan ukuran besar.

Salsa menatap Reon yang tengah fokus pada laptopnya, seminggu ini juga Reon lebih memilih bekerja di rumah.

Salsa menatap keluar kamar mereka, yang terhampar taman luas juga air mancur ditengahnya.

"Kakak gak pengen ngajak aku kemana gitu?" tanya Salsa memecah keheningan.

Reon yang sedari tadi sibuk memperhatikan laptopnya, menatap Salsa. Ia menutup laptopnya lalu menghampiri Salsa dan memeluknya dari belakang.

Jujur Reon bukan pria yang romantis. Pria itu hanya mengikuti alur dan keinginannya untuk menyenangkan hati Salsa, istrinya. Itupun kadang kalau dirinya ada inisiatif, kalau tidak ya, tidak ada.

Salsa kesal, Reon tak mempunyai inisiatif. Padahal pernikahan mereka baru seumur jagung dan Reon begitu tak peka.

"Emang mau kemana, hm?"

"Terserah."

Reon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung harus bagaimana dan melakukan apa. Sampai akhirnya dering telepon dari ponsel Salsa mengalihkan atensi keduanya.

Salsa melepaskan pelukan Reon, lalu berjalan menuju ponselnya yang berbunyi. Hal itu yang tak luput dari pandangan Reon.

Mama Mertua♡ calling...

"Halo sayang!"

"Iya, Ma?"

"Kamu ke rumah sekarang, ya! Gak usah tanya kenapa, pokoknya datang aja."

"Iya. Aku sama kak Reon ke sana sekarang, Ma."

"Mama tunggu, ya, sayang!"

"Iya Ma."

Salsa meletakkan ponselnya di atas kasur, saat panggilan tersebut sudah berakhir. Salsa menoleh kesamping, menatap ke arah Reon yang juga menatapnya.

"Kenapa?"

"Mama nyuruh kita nginep di rumah."

Reon mengangguk. "Siap?"

"Katanya ada yang pengen diomongin."

•••

"Mama!"

Salsa langsung memeluk Tania, saat Tania membukakan pintu rumahnya. Keduanya berpelukan layaknya kedua orang yang sudah lama tidak berjumpa, padahal baru seminggu lalu berjumpa.

Hal itu tak luput dari pandangan Reon yang memutar bola matanya jengah. Lebay, pikirnya.

"Masuk dulu sayang!" ajak Tania. Mama Reon.

Tania merangkul bahu menantunya, melupakan Reon yang melihat semuanya dengan kesal.

Dia tidak disambut juga gitu? Tidak diajak masuk gitu? Siapa anak kandung mama sebenarnya? batin Reon kesal.

"Kenapa kamu berdiri disitu Reon?! Masuk!" teriak Tania, saat melihat Reon hanya berdiri saja.

•••


Sekarang mereka semua sedang berada diruang tamu, menunggu Firman yang akan bicara. Karena ingin menyampaikan sesuatu yang penting katanya.

"Papa sama mama udah beli tiket bulan madu, ke London untuk kalian."

Salsa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sedang Reon tersenyum.

"Bulan madu? Wah bakal dapat keponakan gue!" sahut Keno girang.

Keno bahkan menepuk punggung Reon dengan senyuman menggodanya, mengabaikan tatapan tajam dari Reon.

"Mama juga udah pengen punya Cucu," ucap Tania senang.

Salsa yang duduk bersebelahan dengan mama mertuanya tersebut, hanya tersenyum kaku.

"Berangkatnya Besok."

Secepat itu? batin Salsa kaget.

"Cepat banget, pa."

"Kenapa? Kamu gak mau nurut permintaan mama sama papa?"

Bukan Firman yang menjawab, namun Tania. Tania juga memasang ekspresi sedih, membuat Reon menghela nafas panjang.

"Bener banget! Gue sebagai adik lo juga pengen keponakan, Bang." Keno menyahut dengan ekspresi sok sedih dibuat-buat. Ingin rasanya Reon mencabik muka menyebalkan Keno sekarang.

"Tapi gimana pekerjaan Reon, pa?"

"Papa yang handle."

"Tapi --"

"Papa yang handle, Reon. Kamu gak perlu khawatir."

"Gimana mau, kan?"

"Besok aku sama Salsa bakal berangkat."

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jaga kesehatan semuanya!

Revisi
06nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang