|| 25. Tragedi

434 25 2
                                    

Happy reading!

•••

Salsa membuka pintu ruangan Reon dengan riang. Setelah pintu terbuka, pemandangan asing terjadi di depannya.

Reon berpelukan dengan seorang gadis. Maksudnya, gadis itu memeluk Reon. Pertanyaan Salsa kenapa Reon tak menolak? Jika dirinya tak membalas.

Gadis itu langsung melepaskan pelukannya saat pintu terbuka yang memperlihatkan Salsa.

"Maaf mengganggu."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Salsa langsung berlari. Ia tak sanggup sekarang untuk melihat wajah Reon. Efek kehamilan juga mempengaruhi hormonnya, sehingga dirinya sulit mengontrol emosi.

Reon yang melihat kedatangan Salsa tersebut, dengan kasar langsung mendorong gadis yang sama sekali tak dikenalnya tersebut. Reon mengejar Salsa.

Beberapa pasang mata memperhatikan mereka dengan penasaran namun lebih memilih bungkam. Bisik-bisik terdengar seolah membicarakan kejadian yang mereka lihat.

Ada apa? Kata itu sepertinya cocok mewakili rasa penasaran semua orang.

•••

"Salsa!"

"Kamu salah paham! Aku sama sekali gak kenal sama dia, dia yang tiba-tiba datang meluk aku. Dengan kebetulan kamu masuk ke dalam ruangan." Penjelasan Reon, tak dihiraukan oleh Salsa.

"Aku baru hamil yang pertama. Lalu sekarang apa Kakak selingkuh? Emang benar ya, penyakit selingkuh Kakak gak pernah berubah." Salsa berbicara keras. Tanpa ia sadari, Reon mengepalkan kedua tangannya.

"Jadi ini alasan kenapa, Kakak sering pulang telat. Kakak sendiri yang bilang, kalau kita harus sama-sama setia. Tapi kenyataannya Kakak sendiri yang melanggar."

Salsa tersenyum miris.

Ia terus menghapus air matanya.  Bagaimana nasib pernikahan mereka selanjutnya?

"Kamu salah paham. Dia jebak aku, Sa."

"Dia ngejebak aku!"

Salsa langsung berlari, menghiraukan panggilan Reon. Untunglah ada Taksi yang sedang lewat didepannya, Salsa berlari lalu memasuki taksi tersebut.

Reon yang melihatnya, langsung memasuki mobilnya dan mengejar taksi yang membawa Salsa dengan cepat.

Reon berhasil membuat taksi yang ditumpangi Salsa berhenti dengan menyalipnya. Ia keluar dari mobil, menggedor pintu kaca taksi yang ditumpangi Salsa, sembari terus memanggil nama Salsa.

"Salsa!"

"Salsa buka!"

Salsa semakin takut saat Reon mulai menggedor kaca taksi tersebut dengan kasar. Mengabaikan rasa takutnya, Salsa langsung membayar sang sopir taksi, karena mereka tak nyaman dengan keadaan sekarang. Apalagi melihat ekspresi takut di wajah sang sopir.

Setelah Salsa keluar. Reon langsung memeluknya dengan erat, membuat Salsa semakin terisak. Salsa terus memukul dada Reon dengan tangannya.

"Maaf ... " lirih Reon.

"Kakak jahat!" Salsa melepaskan pelukan mereka dengan kasar.

"Dengerin dulu Salsa!"

"Enggak. kakak itu jahat!"

Tanpa menghiraukan ucapan Reon, Salsa terus berteriak. Membuat Reon mengusap wajah kasar dengan tangannya.

"Sa!"

"Pergi."

"Salsa!"

"Pergi!"

"Lo kenapa egois banget, si, Ha?!"

"Lo kenapa selalu menyimpulkan apa yang lo lihat. Tanpa tau apa yang lo tau sebenarnya."

Reon langsung membentaknya.

Hal yang membuat Salsa terkejut sekaligus takut. Salsa diam, dengan mengusap air matanya yang terus menetes.

"Lo egois, Sa."

"Gue belum ngejelasin apa-apa, tapi Lo udah menyimpulkan. Lo udah kenal gue lama, Sa. Gue harap lo bisa ngertiin gue. Ternyata lo masih sangat kenakan." Reon menatap Salsa sendu.

Mata mereka beradu mengisyaratkan kesakitan masing-masing. Keduanya juga sama keras kepalanya. Sehingga saling menyalahkan.

"Maksud Kakak, aku gak dewasa gitu?"

"Iya."

"Gimana aku mau menyimpulkan pikiran positif. Kalau Kakak sama sekali gak risih di peluk cewek tadi." geram Salsa.

"Setidaknya dengerin dulu penjelasan, Kakak." Reon mulai melunak. Mengingat sang istri juga tengah mengandung.

"Bukannya kakak sendiri yang egois?!"

"Kakak gak ngerti lagi, sama kamu, Sa."

"Aku yang gak ngerti, Kakak." Salsa menatap Reon kecewa.

"Kakak selalu bilang aku Egois. Padahal nyatanya Kakak yang sangat Egois!" Jelas Salsa, dengan pemikirannya.

Reon menatap Salsa dalam, sebelum mengucapakan kalimat. Seseorang berpakaian serba hitam, mendekati Keduanya dengan pisau ditangannya.

Reon waspada. "Salsa Awas!"

Reon baru akan membawa Salsa masuk ke dalam dekapannya, namun terlambat. Semuanya terjadi begitu cepat.

Cash!

"Salsa!"

•••

Gimana-gimana?

26nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang