|| 31. Reon

386 26 11
                                    

Happy Reading

•••

POV Reon

Sudah banyak peristiwa yang dilalui selama ini. Kejadian-kejadian janggal juga banyaknya pesaing bisnis, membuat keluarganya terancam.

Setelah melewati banyak kejadian, selama setahun ini aku habiskan waktu dengan Salsa. Istriku.

Salsa adalah mantan kekasihku, sewaktu SMA. Hingga sampai akhirnya kami kembali bertemu lagi dengan perjodohan yang tentunya mengikat kami.

Salsa adalah gadis ceria, menyenangkan dan dewasa. Menjalin hubungan dengannya sudah membuat diri ini bahagia. Namun aku mengkhianatinya saat itu, setelah hubungan kami berjalan dua tahun. Jarak usiaku dengannya, pun hanya setahun.

Mengapa aku menghianati Salsa?

Itu pasti adalah pertanyaan yang begitu mengganjal di pikiran kalian. Karena suatu hal yang sulit untuk dijelaskan.

Aku mempunyai sahabat sedari kecil, saat itu. Mayra namanya. Gadis dengan kepribadian kekanakan dan menyenangkan dalam sekaligus waktu. Aku begitu menyayanginya sebagai seorang adik, walaupun kami seumuran.

Saat SMA aku bertemu dengan Salsa, gadis baik hati tersebut berhasil memikat hatiku. Aku mengejarnya dengan tekad dan kesungguhan.

Hingga akhirnya aku berhasil menjadikannya sebagai pacarku. Namun setelah aku memiliki hubungan dengannya, sikap Mayra berubah. Awalnya memang biasa saja, namun lama-kelamaan sikap tak sukanya pada Salsa semakin jelas.

"Aku sayang sama kamu, Reon. Lebih dari kata adik. Aku sayang sama kamu sebagai seorang wanita."

Kata-katanya saat itu membuatku terkejut juga dilema.

Mayra ternyata mencintaiku.

Hari itu, tepat saat hubunganku dengan Salsa dua tahun. Aku memiliki hubungan dengan Mayra, bukan lagi sebagai sahabat melainkan kekasih.

Entahlah, aku tak mencintainya, namun nyaman padanya. Aku begitu menyayanginya, sehingga tak mau membuatnya kecewa. Aku juga tak mau persahabatan kami jadi hancur, hanya karena perasaan Mayra.

Kami menjalankan hubungan, tanpa Mayra yang keberatan menjadi yang kedua. Dia tak keberatan dengan statusnya yang menjadi selingkuhan.

Sampai akhirnya, hubungan kami tang terjalin baru dua bulan itu diketahui Salsa. Salsa memutuskan hubungan kami. Saat itu aku menyadarinya, betapa kecewanya Salsa. Saat itu pula aku memutuskan hubungan ku dengan Mayra yang bertepatan dengan kelulusan SMA. Setelahnya kami tak lagi bertemu lama.

Kabar yang kudengar juga saat itu adalah Salsa yang pergi pindah keluar kota. Lalu Mayra? Aku sama sekali tak lagi mencari tau  informasi tentangnya.

Sampai akhirnya aku kembali bertemu dengan Salsa. Aku bertekad akan menjaganya dan mencintainya sepenuh hati, tanpa menghianatinya.

Aku akan menjaga Salsa.

•••

Setelah insiden penusukan Salsa, juga dengan kehilangannya calon anak kami. Salsa begitu depresi, namun aku selalu ada menguatkannya.

Aku juga sakit mengingat calon anak kami yang meninggal. Namun aku juga tak kalah bersyukur begitu tau bahwa Salsaku selamat.

Namun setiap hari setelah kejadian itu juga Salsa begitu berubah. Sikapnya benar-benar seolah egois. Pertengkaran kami selalu terjadi setiap hari, semuanya tentang anak.

Jujur aku tak begitu menuntutnya dari Salsa. Karena menurutku nanti jika sudah diberi kepercayaan, juga akan diberi kembali. Aku juga tak menuntut Salsa, namun dirinya sendirilah yang menuntut hak itu.

Aku memutuskan untuk menghindari darinya. Selama dua bulan ini, kami saling dingin juga tak banyak bicara jika bertemu. Sampai akhirnya, aku kembali bertemu dengan Mayra tanpa sengaja.

Bukan disengaja, namun karena ikatan kontrak kerja yang terikat. Dia menjadi model, dalam promosi antara perusahaan, karena Mayra bekerja dengan perusahaan yang bekerjasama denganku. Kami terikat kontrak yang sama.

"Bagaimana kabarmu?" Pertanyaan juga percakapan pertama antara kami saat bertemu. Mayra yang memulainya.

Sebenarnya bukan kali pertama kami bertemu. Hanya saja aku yang selalu menghindarinya. Ini adalah kesekian kalinya dia meminta berbicara sebentar, aku menerimanya, karena tak enak juga sering kali menolaknya.

"Baik." Hanya itu yang ku jawab, tanpa bertanya balik. Mencoba menghindari percakapan panjang dengan Mayra.

"Sudah lama, ya, sejak kejadian itu. Kita benar-benar terpisah, padahal begitu dekat sedari kecil." Aku menatap Mayra yang menatap lurus ke depan. Ada kesedihan dimatanya dan aku begitu melihatnya.

"Ku dengar kau sudah menikah, dengan Salsa. Benar?" tanya Mayra.

Aku mengangguk. "Benar."

"Kalian benar-benar jodoh ternyata. Memang ya, jodoh tak akan kemana." Mayra berbicara dengan pelan, namun aku masih dapat dengan jelas mendengarnya.

Dering ponselku mengalihkan atensi kami berdua. Nama Fahmi terpampang. Aku mengangkatnya dengan sedikit menjauh dari Mayra.

"Aku harus kekantor. Ada meeting hari ini." Tanpa menunggu jawaban, aku gegas pergi. Itu adalah percakapan pertama antara kami setelah sekian lama, juga ku harap terakhir kalinya.

•••

TBC

9des2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang