|| 15. Tentang Janji

493 28 0
                                    

Happy Reading!

•••

Reon dan Salsa berjalan dengan santai. Reon senantiasa menggenggam tangan Salsa, seolah istrinya itu tak boleh pergi dan takut hilang. Sedangkan, Salsa menikmati Ice Cream nya.

"Tadi itu siapa? Orang yang ngobrol sama kamu?" tanya Reon penasaran. Pasalnya saat Reon melihat interaksi Salsa dan seorang wanita tua tadi, kelihatannya begitu akrab.

"Gak tau."

"Lah?"

"Aku gak ingat, nanya siapa namanya, Kak."

Reon mengangguk mengerti.

Salsa melepaskan genggaman tangan Reon, lalu berjalan mendekati tong sampah untuk membuang bungkus Ice Cream bekasnya tadi, karena memang sudah habis. Setelahnya Salsa kembali menghampiri Reon yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Kok kalian kayak akrab banget?" tanya Reon lagi, ketika Salsa sudah mendekat padanya lagi.

"Ibu tadi itu, cerita soal kehidupannya. Katanya beliau dulu selalu curiga dan gak percaya sama suaminya, tanpa alasan yang jelas. Apalagi almarhum suaminya enggak kayak gitu. Sampai akhirnya saat suaminya meninggal, beliau belum sempat untuk minta maaf." jelas Salsa panjang.

"Emang, ya, Kak. Penyesalan selalu datang belakangan."

Reon mengangguk setuju, lalu merangkul bahu Istrinya.

"Makanya jangan curiga."

Salsa mendelik mendengar penuturan Reon, yang juga berupa sindiran untuknya. Ia mencubit pinggang pria itu dengan cukup kuat.

"Sakit sayang."

"Biarin. Bukan itu intinya!" ketus Salsa.

"Intinya Jangan pernah mengambil keputusan secara sepihak, tanpa kepercayaan. Kejujuran juga penting, makanya dalam hubungan itu diperlukan kepercayaan satu sama lain supaya bisa bertahan lama."

Penjelasan Salsa yang dewasa, membuat Reon tersenyum lalu mengusap rambut Salsa yang tergerai indah.

"Kalo nanti kita bakal ngelewatin masalah yang banyak. Kamu bakal apa?" tanya Reon.

Reon bahkan menundukkan pandangannya untuk menatap Salsa yang memang lebih pendek darinya.

"Aku akan berjuang. Tapi...,"

"Tapi?"

"Tapi, jika Kakak sendiri yang nyuruh aku pergi. Aku akan pergi."

Reon tersenyum tipis, mendengar penuturan Salsa.

"Kalo Kakak?"

"Sama."

"Tapi, Kakak pengen kita melalui masalah kita dengan dewasa. Kamu mau kan janji sama Kakak?"

Reon mengangkat tangan kanannya, lalu mengangkat jari kelingkingnya dihadapan Salsa. Salsa tersenyum meresponnya dan menautkan kelingkingnya.

"Aku gak bisa janji, Kak. Tapi aku akan berusaha!"

"Kakak juga."

•••

Selama satu Minggu liburan, Reon dan Salsa akhirnya kembali pulang ke negeri asalnya. Mereka bahkan telah sampai di rumah. Keduanya berbaring di kamar melepas penat.

"Kakak udah ngabarin mama, kalo kita udah sampai?" tanya Salsa, lalu menghadap Reon yang berbaring disampingnya.

"Belum."

"Biar aku aja yang ngasih kabar."

•••

Seorang gadis cantik turun dari pesawat dengan kaca mata hitam yang bertengger di batang hidungnya.

Gadis itu baru saja menginjakkan kakinya di bandara. Ia memakai pakaian modis, serta rambut panjangnya yang berwarna pirang, tergerai indah.

Gadis itu tersenyum sambil menatap kosong ke depan. Ia berujar dengan senyuman yang tak pernah pudar di bibirnya.

"I'm Coming honey!"

•••

Pendapat kalian mengenai part ini?

Jaga kesehatan. Ingat!

Revisi
7nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang