|| 30. Akhir?

388 18 3
                                    

Happy Reading!

•••

Senyuman Salsa pudar melihat apa yang ada di depannya. Kakinya lemas. Perlahan ia menutup pintu dengan hati-hati takut menganggu suasana keduanya.

Samar-samar Salsa mendengar suara tawa juga keduanya yang saling bicara.

Salsa menghela nafasnya panjang. Ia menangis. Sekarang benar-benar nyata. Salsa bersandar di dinding samping pintu ruangan Reon.

"Harusnya kamu itu istirahat, sayang." Suara wanita dari dalam ruangan dengan nada manja yang dibuat.

"Gimana mau istirahat."

"Istri kamu buat kamu gak nyaman lagi kah? Berantem lagi? Kenapa bisa berantem terus? Istri kamu udah gak sayang sama kamu, ya?!" tanya wanita yang tak di ketahui oleh Salsa identitasnya tersebut.

"Bukannya kalaupun masalah anak, nanti juga bakal di kasih lagi. Apalagi kalau usaha, kan, sayang. Aneh banget istri kamu itu."

Juga ... Kenapa wanita itu seolah tau masalah rumah tangga keduanya? Apa Reon yang menceritakan masalah rumah tangga mereka dan membuat aibnya?

Jika benar, Reon sungguh, dia benar-benar jahat.

'Kenapa Kakak sebar masalah rumah tangga kita?' batin Salsa seolah saling berperang dan pilu.

"Aku capek, Ra."

"Mau aku pijitin?" tawar wanita tersebut.

"Boleh."

"Kenapa kamu gak cerai aja sama Salsa, sih, sayang? Bukannya kamu udah capek sama hubungan kalian? Bukannya kamu bilang kalau pernikahan kalian hambar. Kenapa gak cerai aja?"

Telinga Salsa berdengung rasanya, begitu mendengarkan percakapan antara keduanya yang terdengar jelas, karena pintu ruangan Reon masih memiliki celah terbuka sedikit.

Tangisnya makin pecah tanpa suara. Badannya gemetaran.

Cukup!

Sudah cukup dirinya mendengar semuanya. Cukup dan sekarang Salsa tak ingin mendengar apa-apa lagi.

Apalagi panggilan wanita itu yang memanggil suaminya dengan panggilan 'Sayang'. Juga Reon yang tak masalah dengan panggilan wanita itu. Sudah jelas bukan sekarang ini?

Ini adalah jawaban dari kegamangannya. Semuanya sudah jelas dan terbukti benar. Reon benar-benar sudah tak menginginkan dirinya lagi. Reon sudah tak mencintainya.

Reon sudah benar-benar tidak menginginkannya. Tanpa mendengar lebih lanjut percakapan antara dua orang yang akan menyakiti hatinya, sebaiknya Salsa benar-benar harus pergi sekarang.

Salsa berlari keluar dari kantor tanpa mempedulikan tatapan mata dari karyawan Reon, juga sapaan mereka. Yang Salsa butuhkan sekarang adalah ketenangan.

Wanita itu mengendarai mobilnya dengan ugal-ugalan dan memasuki rumah dengan tergesa. Tangisnya pecah dalam kamar mereka.

Salsa menangis pilu dengan kesakitan yang teramat dalam harinya. Suaminya telah berkhianat. Entah sudah sejauh apa hubungan mereka, Salsa tak tau yang dirinya tau, Reon telah menghianati dirinya dengan ikatan suci mereka.

Setelah dirasa tangisnya cukup reda. Salsa mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.

Salsa mengemasi pakaiannya. Ia tak akan membawa apa yang diberikan Reon. Hanya pakaiannya juga apa yang di bawanya saat awal mereka menikah.

Pernikahan tiga tahun ini sudah tak bisa lagi dipertahankan. Apalagi Salsa juga tak kunjung mengandung. Mungkinkah sekarang dirinya cacat? Salsa tak tau. Yang hanya Salsa tau, ia harus pergi sekarang dan berdoa semoga suaminya akan mendapatkan kebahagiaan dengan wanitanya.

Pukul empat sore. Salsa gegas keluar dair rumahnya dengan menitipkan kunci dengan satpam rumahnya, tanpa memberitahukan tujuannya.

"Saya ada urusan dan sudah meminta izin dengan suami saya."

Hanya kata itu yang diucapkannya ketika sang satpam bertanya. Setelahnya Salsa mengendarai mobil dengan cepat, dengan tujuan yang telah dia dapatkan.

Salsa akan pergi.

Hubungan keduanya mungkin memang sampai disini dan tak sampai akhir.

Salsa memutuskan pergi.

Salsa memutuskan mengakhiri hubungan mereka dan memberi suami, lebih tepatnya calon mantan suaminya kebebasan.

Salsa merelakan Reon memilih kebahagiannya juga dengan wanita lain.

Salsa menyerah.

Mobil yang dikendarainya melaju dengan cepat, sampai akhirnya di simpang empat jalan, juga lampu merah. Rem mobilnya tak bisa digunakan, mobilnya masih melaju dengan cepat sebuah mobil truk lewat didepannya.

Salsa benar-benar tak bisa lagi mengontrol mobil ini. Mobilnya juga melaju dengan cepat, tak sempat berbelok bahkan. 

Suara tabrakan terdengar begitu nyaring ditelinga, mobil yang Salsa kendarai menabrak truk pengangkut batu tersebut. Ledakan kuat, juga api menyala dengan cepat dan besar.

Suara teriakan orang-orang juga terdengar bersahutan. Kedua mobil yang saling menabrak tersebut kembali membuat ledakan kuat.

•••
TBC

8des2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang