|| 26. Direncanakan

413 23 3
                                    

Happy Reading!

•••

Reon menatap Salsa dengan sendu. Sudah sebulan lebih Salsa menikmati tidurnya. Sepanjang itu pula Reon malah sebaliknya. Ia tak bisa tidur.

Setiap malam Reon menemani Sala. Berharap Istrinya akan segera bangun dan memeluk dirinya dengan erat. Berharap Salsa akan menatapnya dengan senyuman.

Reon menghela nafas panjang, lalu mengusap sudut matanya yang berair. Tangannya menggenggam tangan Salsa yang hangat sesekali mengecupnya.

Apalagi saat ini masalah dari perusahaan yang membuatnya begitu kacau. Ditambah sang papa yang tengah sakit juga.

Salsa mengalami keguguran. Istrinya mengalami pendarahan dengan tusukan dalam pada perutnya, yang membuat mereka kehilangan bayinya.

Reon beralih menatap perut rata sang istri, lalu mengelusnya dengan usapan yang begitu lembut dan hati-hati. Disana pernah ada benihnya yang sayangnya telah pergi.

"Maaf. Papa gak bisa jaga kamu, sama mama, nak." Reon menghembuskan nafasnya panjang. Matanya kembali berkaca-kaca.

Reon benar-benar mengharapkan kehadiran buah hati mereka. Namun harapan memang tak selalu harus terkabul bukan? Sekarang tugasnya hanya perlu ikhlas. Tapi, kenapa rasanya begitu susah?

"Kapan bangun, sayang?" tanya Reon. Kali ini atensinya benar-benar sepenuhnya menatap pada Salsa.

"Kamu gak capek tidur terus?" tanya Reon lagi.

Dokter mengatakan seharusnya Salsa sudah sadar, karena lukanya sudah mulai membaik. Namun entah kenapa Salsa belum sadar sampai sebulan ini.

Dokter tak bisa memastikan, namun perkiraannya adalah efek terkejut yang sangat, membuat Salsa takut. Juga fisiknya yang lemah.

Reon hanya berharap sekarang Salsa sadar. Hanya itu harapannya. Reon sangat berharap.

Untuk orang yang menusuk Salsa. Sampai sekarang belum diketahui, jejaknya benar-benar menghilang. Bahkan Reon sudah menyewa detektif, tapi masih tetap susah. Orang itu seolah begitu ahli dengan masalah ini.

Juga tentang gadis yang tiba-tiba datang memeluknya bertepatan dengan datangnya Salsa ke kantornya. Reon sudah mengurusnya dan gadis itu sudah mendapatkan balasan. Namun bagi Reon tak setimpal bagi Reon.

Karena hal itu, memicu banyak kejadian sehingga membuat Salsa kecewa pada dirinya.

Gadis itu juga sampai sekarang masih belum mau mengakuinya siapa yang menyuruhnya. Menurut orang sewaan Reon, gadis itu bukan gadis berbahaya. Karena sepertinya dia adalah orang suruhan dan belum memiliki pengalaman dalam bidang ini.

Reon tak mengerti kenapa kejadiannya begitu cepat dan tersusun rapi. Reon harus benar-benar berhati-hati. Karena orang itu bahkan sekarang belum ditemukan.

Gadis yang tiba-tiba memeluknya juga, bernama Linda. Gadis berusia 18 tahun. Gadis itu baru tamat SMA.  Sampai sekarang juga gadis itu tak mau membuka suara siapa yang menyuruhnya, walaupun sudah dengan cara disakiti secara fisik.

Linda benar-benar melindungi orang itu.

•••

"Kamu istirahat dulu, nak. Ibu yang bakal jaga Salsa. Juga makan, ibu juga bawa nasi. Kamu makan dulu, nak." Ratna masuk dengan rantang nasi ditangannya. Wanita itu menatap Reon sedih.

Reon begitu kurus dengan kantung mata hitam. Rambutnya juga acak-acakan.

Ratna tau, Reon pasti tak tidur semalaman lagi. Karena kadang Ratna menginap, Reon masih terjaga hingga pagi di kursi samping brankar tempat Salsa terlelap.

"Reon makan dulu! Setelah itu istirahat."

Reon menatap Ratna kali ini. Mata Reon merah. Pria itu menggelengkan kepalanya, begitu mendengar suruhan ibu mertuanya.

"Gak mau, Bu. Mau jaga Salsa aja."

Ratna menghela nafasnya panjang. Inilah yang membuatnya kadang kesal dengan Reon. Reon begitu susah disuruh makan. Sama seperti mama Reon juga saat menyuruhnya makan. Reon menolak dengan segala alasan.

"Ibu mohon, nak. Ini demi kesehatan kamu." Ratna memasang wajah memelas.

"Ibu mohon."

Reon menatap ibu mertuanya dengan sendu. Pria itu menganggukkan kepalanya lalu menuruti perintah ibu kandung Salsa tersebut. Reon berjalan gontai menuju sofa yang di samping brankar Salsa.

Reon mulai memakan bekal yang dibawa Ratna, membuat Ratna tersenyum syukur.

Wanita paruh baya itu beralih mendekati anak tunggalnya. Ia menggenggam tangan putrinya dengan air mata yang menetes.

"Cepat sembuh sayangnya ibu."

•••


Today is my birthday 😊🙃

29nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang