Hai, jangan lupa vote dan komennya ya pren. Kalau mau share juga boleh aja kok gapapa :)
Siap untuk baca part selanjutnya?
Lets go!
*****^SELAMAT MEMBACA^
*****Sinar matahari masuk ke dalam kamar bernuansa biru muda tanpa sedikitpun mengusik si pemilik kamar yang masih tertidur pulas di balik selimut bermotif rilakkuma kesayangannya.
"Ra, bangun! udah siang, lo nggak ke sekolah?" ujar seorang laki-laki sambil mengguncangkan punggung Raqueenza.
Tidak ada respon apapun dari sang adik saat dirinya mengguncangkan punggung gadis itu. Anggara menggelengkan kepalanya, ia kembali mengguncangkan bahu Raqueenza jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Anggara Putra Dinata. Putra laki-laki kedua dari keluarga Dinata. Anggara adalah Kakak laki-laki yang akan selalu menjaga Raqueenza di tengah keluarganya yang tidak baik-baik saja.
"Heh, kebo! bangun!" Anggara terus mengguncang bahu Raqueenza tanpa henti.
Raqueenza perlahan membuka matanya karena aktivitas tidurnya mulai terganggu. Ia mendapati Anggara sedang menatapnya datar sambil bersedekap dada.
"Apaan sih, Bang! lo ganggu tidur gue tau nggak, sih!" sungut Raqueenza.
"Lo bilang apa! Lo nggak nyadar sekarang jam berapa?!" ucap Anggara sedikit ngotot.
"Ngomong sama cewek tuh yang lembut," balas Raqueenza.
Raqueenza mengambil ponselnya di atas nakas dengan malas. Ia melihat deretan angka yang terpampang jelas di layar ponselnya. Setelah melihat angka yang menunjukan pukul 06.15, mata gadis itu terbuka sempurna.
"Kenapa lo nggak bangunin gue dari tadi, sih!"
"Gue udah bangunin lo dari tadi! Tapi lo kaya kebo!"
Raqueenza memutar bola matanya dengan malas. "Terserah lo."
Tanpa mau membuang waktu, ia segera berlari menuju kamar mandi tanpa memperdulikan sang kakak.
"Tunggu!"
Suara Anggara menginterupsi pergerakan Raqueenza.
Gadis itu berbalik menatap Anggara sambil mengangkat sebelah alisnya. "Apa?"
Anggara melangkah mendekati Raqueenza. Ia menyentuh dahi gadis itu menggunakan punggung tangannya.
"Lo sakit?"
Raqueenza tersenyum, ia melangkahkan kakinya kembali yang tertunda meninggalkan Anggara tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu.
15 menit berlalu, Raqueenza menyelesaikan ritual mandinya, eh bukan mandi sih, lebih tepatnya hanya membasahi tubuhnya dengan air agar terlihat segar. Mata cokelatnya bergerilya ke seluruh sudut ruangan mencari Anggara, namun batang hitung laki-laki itu tidak bisa ia temukan.
"Kaya setan tuh orang, cepet banget ngilangnya."
Tak mau ambil pusing, Raqueenza berdiri di depan cermin sambil menatap dirinya geli.
"Ya ampun, pucat banget gue."
Gadis itu mengambil sedikit bedak padat dan menggunakannya, tak lupa ia juga mengoleskan liptint pada bibirnya. Rambutnya yang panjang ia biarkan terurai begitu saja.
Merasa puas dengan hasil riasan di wajahnya karena wajah pucat gadis itu sudah tersamarkan. Raqueenza kembali melihat jam dinding di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...