Berhubung ini karya pertamaku, mohon dimaafkan apabila banyak typo dan kata-kata yang tidak sesuai EYD. Kalian boleh kasih aku masukan kok,
Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!
Jangan jadi silent Readers pren!
*****
^SELAMAT MEMBACA^*****
Seorang laki-laki berjalan dengan wajah tenang menyusuri koridor sekolah. Banyak tatapan kagum yang diberikan siswi SMK Lexus.
Laki-laki berpostur tubuh tinggi berisi, dengan bibir merah muda seperti bayi, serta headband berwarna navy yang selalu mengikat di dahi, menambah ketampanan lelaki itu.
Anzel Zayn. Seorang kapten basket SMK Lexus yang digandrungi seantero sekolah atau banyak adik kelas alay yang menyebutnya pangeran basket. Anzel sudah biasa dengan tatapan yang diberikan untuknya.
Langkahnya tiba-tiba saja terhenti saat seorang gadis menghalangi jalannya.
"Kak Anzel, boleh kita kenalan? aku Syifa anak kelas sepuluh," ucap adik kelas di depannya sambil menyodorkan tangannya.
Anzel tersenyum ke arah gadis itu. Ia melirik sekilas sodoran tangan adik kelasnya tanpa ada minat untuk membalasnya. "Nama gue Anzel," balas laki-laki itu lalu melenggang pergi begitu saja dari hadapan gadis yang menghadang jalannya tadi.
Syifa memberengut saat Anzel tidak menanggapinya. "Gitu doang responnya?"
Laki-laki itu menghentikan langkahnya. "Terus mau lo, kita tukeran nomor ponsel gitu dan berakhir pacaran?" Anzel menjeda ucapannya melihat reaksi adik kelasnya yang hanya menganggukkan kepalanya.
Anzel tersenyum sinis. "Jangan mimpi!"
Selanjutnya Anzel tidak tertarik untuk meladeni makhluk seperti Syifa, karena dia sendiri sudah mengincar satu nama seorang gadis yang sering dilihatnya dari depan kelasnya. Gadis yang akan ia ajak bersenang-senang.
Tanpa Anzel sadari, ternyata langkahnya yang lebar sudah sampai di depan kelas. Ia langsung bergabung dengan semua temannya.
Baru saja ia duduk, ia langsung menangkap sosok gadis yang selama ini menjadi incarannya.
"Cewek itu ya ampun, cantiknya," ujar Vio kagum. Vio adalah salah satu fans Raqueenza.
Anzel terus memperhatikan gadis tersebut, benar apa kata temannya. Gadis itu memang cantik, apalagi ketika senyum, walaupun hanya senyum simpul yang ia lihat, namun tak mengurangi sedikit pun daya tarik dari gadis itu.
"Gue pengin deketin dia, kalau nanti dia jadi pacar gue, gue bakalan taubat nggak akan bolos sekolah lagi atau apapun itu," cerocos Vio sangat semangat. Senyum laki-laki itu tidak pernah hilang ketika membicarkan apapun tentang Raqueenza.
"Lo bakalan jadi rival gue!" suara berat yang sangat mereka kenal, membuat semuanya kaget.
"Lo suka dia, Zel?" Riski menatap Anzel dengan tatapan penuh tanya.
Anzel menganggukkan kepalanya. "Dari awal gue lihat dia, gue tertarik sama dia."
Riski membulatkan mulutnya membentuk huruf O, tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Tapi Zel, gue denger dari anak-anak, dia dekat banget sama Rayhan si ketos."
"Cuma sekedar temen, nggak lebih," Celetuk Sahlan. Laki-laki yang cueknya minta ampun mengutarakan pendapatnya.
"Lo tau darimana nyet?" Vio mengguncangkan bahu Sahlan, tingkat keponya saat ini sudah di level tertinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...