RAQUEENZA || 36.PEMBEBASAN

153 57 4
                                    

Hi.. Apa kabar?
Entah lagi kenapa nih, aku lagi pengin fast up

Menurut kalian enaknya aku update nya gimana?

Tiap hari?
Dua hari sekali?
Satu minggu dua kali?
Atau
Satu minggu sekali?

Ah, aku ngarep banget sih ada yang ngrespon, padahal nggak ada yang baca :)

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!

*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****


Dorrr

Suara tembakan itu menggema di seluruh sudut ruangan. Senyum kemenangan yang terukir di wajah wanita tua itu memudar saat mengetahui peluru tidak mengenai sasaran.

"Anak bodoh!"

Raqueenza membuka kembali matanya saat mendengar suara erangan seseorang di depannya.

"Anzel..." pekik gadis itu.

Raqueenza tak menyangka jika Anzel akan melindunginya. Peluru yang berasal dari pistol Dewi berhasil mendarat dipunggung kiri Anzel.

Anzel memegangi punggungnya. Cairan berwarna merah kini sudah mengalir dari punggung laki-laki itu. Anzel menatap Raqueenza sayu. Setelah semua kejadian yang ia lalui, hatinya sangat yakin jika Raqueenza tidak mengetahui apapun tentang kematian Arga.

"Zel, lo--" ucapan gadis itu terpotong saat Anzel membuka suaranya.

"Maaf." Dengan mata yang sudah memerah Anzel berusaha untuk

Dewi menatap muak pemandangan drama yang sedang berlangsung. Dengan kaki jenjangnya, wanita itu mendekat kearah Anzel. Raqueenza melebarkan matanya saat Dewi tanpa belas kasihan memukul kepala Anzel dengan pistol yang sedari tadi ia pegang.

"Anak setan! Anak nggak berguna!"

"Bisa-bisanya saya ngelahirin anak seperti kamu! Pembangkang!"

Belum puas dengan semua perlakuannya terhadap Anzel. Dewi mendorong dengan keras tubuh putranya hingga tersungkur. Wanita itu bahkan menginjak punggung Anzel yang terluka menggunakan highhells yang melekat pada kakinya.

"Saya menyuruh kamu mencari bukti atas meninggalnya suami saya, bukan malah jatuh cinta sama anak pembunuh itu!"

Merasakan rasa sakit dibagian punggung, Anzel mencoba untuk membuka suaranya.

"Dia nggak salah, Mah."

"Bodoh!" Dewi semakin menekan luka Anzel menggunakan sepatu yang ia kenakan.

"Dia hanya mengelabui kamu biar dibebaskan begitu saja, dan kamu dengan bodohnya ngelindungin dia?"

"Kenapa bukan kamu aja yang mati. Kenapa harus Arga! Pengkhianat!"

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang