RAQUEENZA || 14.SASARAN EMOSI

216 111 34
                                    

Mohon dimaafkan apabila banyak typo dan kata-kata yang tidak sesuai EYD. Kalian boleh kasih aku masukan kok,

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****

Raqueenza menunggu Reno di dalam mobil milik laki-laki itu. Pagi ini, ia akan berangkat ke sekolah diantarkan oleh Reno.

Reno masuk ke dalam mobil BMW berwarna putih. Ia duduk di kursi pengemudi di sebelah Raqueenza. Pemuda itu menjalankan mobilnya membelah jalanan kota yang nampak ramai. Terdengar suara klakson mobil yang berbunyi akibat kemacetan yang terjadi beberapa menit.

Mobil yang di kendarai mereka kini memasuki halaman sekolah SMK Lexus. Reno menghentikan laju mobilnya. Ia memandang Raqueenza yang masih setia duduk di kursi sebelahnya.
Tangannya yang kekar memegang punggung gadis cantik itu.

“Nggak mau turun, Ra?” tanya Reno.

Tidak ada jawaban dari Raqueenza. Gadis itu hanya memandang Reno dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Ra... lo denger gue ngomong, kan?”

Raqueenza menarik napasnya panjang. Ia mendongakkan kepalanya ke atas bermaksud untuk mencegah air matanya agar tidak turun.

“Papah baik-baik saja kan, Bang?” tanya Raqueenza dengan suara bergetar. Ia menahan mati-matian agar tidak menangis.

Reno memberikan senyum hangatnya. Senyum menenangkan seorang kakak untuk adiknya.

“Papah laki-laki yang kuat, pasti Papah bakalan baik-baik saja.” Reno berusaha memberikan jawaban yang menenangkan untuk Raqueenza.

"Gue penasaran, Bang. Sebenarnya siapa dalang dari semua kejadian yang menimpa keluarga kita."

"Nggak usah terlalu dipikirin, Ra. Gue juga lagi cari tau tentang semua itu."

Raqueenza mengangguk. "Kalo udah tau siapa orangnya, jangan lupa kasih tau gue."

"Siap bos," Reno mengangkat tangannya untuk memberikan hormat pada Raqueenza.

“Bagus. Gue masuk dulu, Bang," ucap Raqueenza.

Reno tersenyum menatap kepergiaan Raqueenza. Ia melirik kertas putih yang berada di bangku sebelahnya.

"Ceroboh banget, bisa jatuh gini," gumam laki-laki itu.

Saat membalikkan kertas tersebut matanya langsung membola dengan sempurna.

Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Reno segera melihat siapa nama pemilik hasil pemeriksaan yang ia pegang.

"Raqueenza?" lirih laki-laki itu.

*****

Raqueenza melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Saat di tengah jalan, sebuah tangan mencengkram pergelangan tangannya sangat kuat.

“Ikut gue sekarang!” laki-laki itu menarik kasar lengan Raqueenza agar mengikutinya.

Sesampainya di depan gudang sekolah. Cengkraman yang berada di tangannya di lepaskan secara kasar. Kilatan emosi terlihat di mata hitamnya.

Laki-laki itu mendorong tubuh Raqueenza hingga membentur tembok di belakangnya.

“Akhh...” terdengar suara erangan yang keluar dari mulut Raqueenza.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang