RAQUEENZA || 29.SEPUPU RASA PELAKOR

148 61 9
                                    

Dari judulnya aja udah greget, yakin nggak mau baca?

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****


Raqueenza kembali ke kelasnya setelah mengumpulkan tugas kimia ke ruang guru. Huzna yang menyadari kehadiran Raqueenza segera membalikkan tubuhnya supaya berhadapan langsung dengan gadis itu.

"Ngerjain tugas kok lama banget," cibir Huzna.

Raqueenza mengambil benda pipih dari sakunya lalu membuka aplikasi game kesayangannya.

"Tadi gue tidur." Raqueenza berkata tanpa mengalihkan tatapannya dari benda pipih yang berada di tangannya.

"Seriously?"

Raqueenza mengangkat pandangannya, ia menatap Huzna yang masih terus memerhatikannya.

"Yes," jawab Raqueenza singkat.

"Kok lo bisa tidur, sih!" dahi Huzna berkerut, bagaimana bisa tugas Raqueenza selesai kalau ia tidur.

"Biasa... Dewa penolong gue tadi datang."

"Rayhan?" tebak Huzna. Pasalnya hanya Rayhan lah yang selalu ada untuk Raqueenza.

Raqueenza mengangguk pasti, ia mengakhiri game nya karena Huzna yang terus-terusan mengajaknya berbicara.

"Kenapa sih, Rayhan nggak pacaran sama gue aja, dia itu cowok idaman." Huzna berkata sambil membayangkan betapa bahagianya ia ketika menjalin hubungan dengan si ketua osis.

Raqueenza menatap Huzna kesal. Ada rasa tidak suka saat Huzna mengatakan seperti itu. Dengan secepat kilat, Raqueenza menoyor kepala Huzna. "Halu! Mana mau dia sama lo!"

Huzna menatap sebal teman sebangkunya yang dengan tidak sopannya menoyor kepalanya.

"Lo nyebelin banget sih, Ra!" Huzna mencebikan bibirnya, ia benar-benar kesal kepada Raqueenza.

"Sorry, lagian halu lo ketinggian say," kata Raqueenza dengan raut wajah tenangnya.

*****

Suasana kantin nampak padat oleh lautan siswa yang sudah tak sabar ingin mengisi perutnya. Sebagai permintaan maaf, Raqueenza akan menaktir Huzna di kantin.

Mata cokelat milik Raqueenza meneliti setiap penjuru kantin untuk mencari bangku kosong. Namun sial, bukannya melihat bangku kosong malahan ia melihat Desi sedang duduk berdua dengan kekasihnya-Anzel.

Raut wajah Raqueenza berubah datar. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat di samping tubuhnya.

Huzna mengerutkan keningnya bingung melihat perubahan aura Raqueenza yang kini menjadi dingin. Padahal saat tadi mereka pergi ke kantin gadis itu nampak baik-baik saja, tapi mengapa sekarang aura gadis itu berubah seakan ingin menerkam mangsanya.

Raqueenza melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda menuju meja yang di huni oleh dua remaja berlawanan jenis. Sesampainya di samping Anzel, gadis itu segera duduk dan bergelayut manja di lengan kekasihnya.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang