RAQUEENZA || 37.TERUNGKAPNYA RAHASIA BESAR

182 51 2
                                    

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!

*****


^SELAMAT MEMBACA^

*****

🎶Padamu pemilik hati yang tak pernah ku miliki

Yang hadir sebagai bagian dari kisah hidupku

Engkau aku cinta dengan segenap rasa di hati

S'lalu ku mencoba menjadi seperti yang engkau minta

Aku tahu engkau, sebenarnya tahu

Tapi kau memilih seolah engkau tak tahu

Kau sembunyikan rasa cintaku
Di balik topeng persahabatanmu yang palsu

Kau jadikan aku kekasih bayangan

Untuk menemani saat kau merasa sepi

Bertahun lamanya kujalani kisah cinta sendiri🎶

"Anjir lagunya ngena banget," sindir Dewan sambil melirik sekilas ke arah Raqueenza dan Rayhan.

"Kalo gue jadi tuh cowok, udah gue tinggalin ceweknya. Ngapain coba masih bertahan tanpa ikatan. cinta apa bego?"

"Ray, lo jangan kaya cowok dalam lagu itu beneran. Merendahkan harga diri cowok."

Dewan tersenyum puas saat melihat wajah Raqueenza mulai tidak tenang. Setidaknya setelah ucapan yang ia lontarkan barusan akan membuat gadis itu sadar jika ada Rayhan yang benar-benar mencintainya sejak dulu.

"Mending punya banyak cewek, Ray," saran Dewan.

Raqueenza menatap Dewan sinis. Dari tadi laki-laki itu tidak berhenti membuat hatinya gelisah. Apalagi penyanyi cafe yang membawakan lagu kekasih bayangan membuat alam bawah sadar Raqueenza merasakan getaran. Mereka sengaja atau bagaimana?

"Nggak usah ngajarin yang aneh-aneh," sinis Raqueenza.

"Kenapa?"

Raqueenza memutar bola matanya malas. "Nggak apa-apa."

Dewan mengangkat sebelah alisnya. "Ray, lo harus buka mata lo kalo cewek tuh nggak cuma satu. Banyak loh cewek yang suka sama lo, ngapain masih bertahan sama satu cewek, udah nyebelin digantung lagi kaya jemuran," ucap Dewan menohok.

"Dew, jangan mulai," peringat Rayhan. Laki-laki itu sudah hapal, jika sepupunya sedang menyindir Raqueenza.

"Gue hanya mengutarakan pendapat aja," tutur Dewan.

Raqueenza mendecak sebal. "Mengutarakan pendapat apa nyesatin?" cibir gadis itu.

"Yaudah sih, ngapain lo yang sewot?" tukas Dewan.

Di meja lain Bego mengerutkan dahinya saat Arsen terus melihat Raqueenza tanpa berkedip.

"Jangan dilihatin terus, inget Rere," Tegur Bego.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang