Hello pren! Apa kabar kalian?
Sehat?Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!
Jangan jadi silent Readers pren!
*****^SELAMAT MEMBACA^
*****
Raqueenza duduk di kursi penumpang sambil memperhatikan Wildan dari samping. Ia bersyukur memiliki Papah yang mau mengorbankan apapun demi anaknya.Tiba-tiba ia teringat Rayhan. Semua cerita Dewan tentang Rayhan kini memenuhi otaknya. Jadi selama ini Rayhan tak seberuntung yang ia kira?
Wildan melirik Raqueenza sekilas yang terdiam di kursinya. “Tadi kamu ke apartemen sama siapa, Ra? Rayhan?”
Raqueenza menggeleng lemah. “Bukan, Pah.”
“Bukan? Terus sama siapa?” Wildan memperlihatkan ekspresi bingung. Biasanya, Raqueenza selalu bersama Rayhan kemana pun.
“Sama teman, Pah,” jawab Raqueenza.
Gadis itu menghembuskan napasnya. “Kalau aku marah sama Rayhan, salah nggak, Pah?”
Entahlah, pertanyaan seperti itu lolos begitu saja dari mulutnya membuat Wildan menatap Raqueenza sejenak lalu kembali fokus ke jalanan.
“Kalian bertengkar?” Wildan dapat melihat sorot terluka dari mata putri kesayangannya. “Kenapa?”
Raqueenza diam. Ia lebih memilih mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
“Ra …” Wildan mengusap puncak kepala Raqueenza menggunakan sebelah tangannya.
“Kami bertengkar, Pah.” Rasa nyeri yang teramat sangat kini menjalar di dada gadis itu.
Raqueenza menarik napasnya sejenak. “Papah tau, kalau selingkuhan Mamah itu Papahnya Rayhan. Dan Rayhan menutupi itu semua dari aku.”
Wildan memberhentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi. Ia ingin mendengar cerita putrinya terlebih dulu. Sebenarnya, Wildan juga sudah tau siapa selingkuhan Rosmala, dia adalah Raka—rekan bisnisnya tapi ia benar-benar tidak tahu kalo Raka adalah Ayah Rayhan.
“Aku kecewa, Pah! Kenapa Rayhan nggak mau ngasih tau aku.” Terlihat dada Raqueenza kini naik turun menahan perih yang sejak tadi ia rasakan.
Wildan meraih dagu Raqueenza dan mengangkatnya. Wajah gadis itu sembab, sorot terluka terpancar jelas di kedua mata cantiknya.
“Kamu sudah dengar penjelasan dia?” suara Wildan terdengar lembut saat mengatakan hal yang sensitif bagi putrinya.
Raqueenza menggeleng kaku. “Belum.” Kemudian, gadis itu menatap kosong ke arah depan.
“Kenapa kamu nggak minta penjelasan dia? Sejauh ini Papah mengenal Rayhan, dia bukan tergolong pria yang pintar berbohong.” Wildan sangat yakin pada Rayhan, jika laki-laki itu tidak sengaja menyakiti putrinya.
Wildan kini beralih memegang bahu Raqueenza, membuat gadis itu menatap Wildan dalam diam.
Wildan sekian detik menatap mata Raqueenza lekat, hingga senyuman hangat tercetak di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...