Hai kalian apa kabar?
Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!
Jangan jadi silent Readers pren!
*****^SELAMAT MEMBACA^
*****
Rayhan mengemasi semua peralatan bengkel yang masih berantakan setelah ia gunakan untuk ujian kejuruan. Setelah semuanya tertata rapi, ia beranjak menuju loker untuk mengambil tas dan ponselnya.
Rayhan menyalakan ponselnya yang terkunci. Ada dua notifikasi pesan yang terpampang di ponsel laki-laki itu, satu pesan dari Raqueenza dan satu pesan lagi dari Riski.
Riski? Untuk apa laki-laki itu menghubunginya? Meski rasa penasarannya kini mendominasi, namun ia mendahulukan untuk membuka pesan dari Raqueenza.
Raqueenzaanlka
Gue ke minimarket depan sekolah.
RayhanLegard
Sekarang lo di mana?
Rayhan menunggu balasan dari sahabat kecilnya. Namun, tidak ada tanda-tanda gadis itu akan membalasnya, dibaca pun tidak apalagi dibalas.Rasa khawatir kini mulai menyelimuti Rayhan. Di mana Raqueenza? Jika gadis itu sedang menunggunya di minimarket depan sekolah pasti ia akan segera membalas pesan darinya. Kemudian, laki-laki itu kembali membuka pesan lainnya yang berasal dari Riski.
Matanya memicing, urat-urat dilehernya menegang, sekarang semua kekhawatirannya terjawab sudah.RiskiZ
Raqueenza diculik! Cepet ke sini!
Gue shareloc."Damn!"
Tanpa berpikir panjang, Rayhan langsung keluar dari bengkel kejuruan untuk segera pergi ke tempat yang dikirim Riski. Laki-laki itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, yang ia pikirkan sekarang hanyalah Raqueenza. Andai saja tadi ia menyelesaikan ujiannya lebih awal, pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi.
*****
Dua pria berbaju hitam membawa Raqueenza ke sebuah gedung tua yang sudah tak terawat. Mereka mengikat lengan Raqueenza ke sebuah kursi kayu yang berada di sana.
“Bagaimana?” tanya laki-laki yang baru saja memasuki salah satu ruang di gedung tua itu.
“Aman,” sahut salah satu pria berkepala botak.
Anzel mengangguk, ia berjalan menuju ke arah Raqueenza yang masih tak sadarkan diri. Seringai kecil terbit di kedua sudut bibirnya.
Pyurrr!
Sebotol air mineral mengguyur wajah Raqueenza. Mata gadis itu perlahan terbuka saat merasakan sensasi dingin di wajahnya. Pertama kali Raqueenza membuka mata, ia dapat melihat dua pria berbaju serba hitam dan laki-laki yang sangat ia kenal kini tengah berdiri di depannya.
“Anzel?" lirih gadis itu.
Raqueenza merasakan kedua tangannya tidak dapat bergerak. Benar saja, kedua tangannya sudah diikat dengan kencang.
Anzel menunduk untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan tinggi seorang gadis didepannya.
“Hello baby,"
Raqueenza memejamkan matanya saat tangan Anzel mulai mengelus pipinya dengan lembut.
"Gue kangen sama lo, Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...