RAQUEENZA || 34.TEMAN BIADAB

150 59 6
                                    

Hai guys!

Yuk absen dulu, Daerah asal kalian dari mana aja

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****

Raqueenza memasuki ruang kelasnya dengan bersenandung kecil. Meskipun masalah hidup terus menimpa gadis itu, namun Raqueenza mencoba untuk selalu terlihat tegar di sekolah.

Raqueenza duduk di kursinya. Gadis itu mengeluarkan benda pipih dari dalam tas lalu membuka aplikasi game yang selama ini mengisi waktu luangnya.

Fokus Raqueenza kini telah beralih pada game diponselnya. Bahkan, gadis itu tidak menyadari bahwa suasana kelas kini sudah nampak ramai karena bel sebentar lagi akan berbunyi.

“WOY!” teriak Aldi tepat ditelinga Raqueenza.

Raqueenza terlonjak kaget, teman biadab! Bisa-bisanya laki-laki itu teriak ditelinganya hingga jantungnya hampir loncat dari tempatnya.
Raqueenza menatap Aldi tajam.

“Bangke lo!”

Aldi malah cengengesan saat Raqueenza menatapnya tajam.

“Bentar lagi ada razia sepatu, lo nggak ada niat buat ganti sepatu?” ujar Aldi sambil menunjuk sepatu Raqueenza.

Raqueenza mengernyitkan dahinya. “Sepatu gue bagus kok, ngapain ganti?”

Aldi segera menoyor pelan dahi Raqueenza. “Bego! Sejak kapan sekolah kita ngebolehin pakai sepatu warna pink?”

Raqueenza melirik Aldi sejenak, lalu netra penglihatannya beralih ke arah sepatu laki-laki itu.

Senyum remeh terbit disudut bibirnya. “Bego teriak bego! Lo kaya jamet pakai tali sepatu warna ijo kaya gitu! lagian Rayhan nggak mungkin hukum gue."

"Percaya diri sekali kamu besti," cibir Aldi.

Belum sempat keduanya berhenti berdebat, sekelompok remaja kini sudah memasuki kelas Raqueeenza. Seorang remaja dengan seragam rapi serta atribut lengkap membuat Raqueenza menatapnya malas.

“Periksa!” perintah Rayhan kepada kedua anggota osis yang sejak tadi mengikutinya.

Lula—salah satu anggota osis berjalan ke arah barisan meja Raqueenza. Mata Lula memicing saat ia sampai di meja Raqueenza.

“Ke lapangan basket sekarang!” seru Lula.

Raqueenza menatap datar Lula. "Ngapain? Panas!"

Lula menghela napasnya. "Sepatu lo nyleneh, Ra."

"Tapi gue nggak mau ke lapangan!" kekeh Raqueenza.

Rayhan yang melihat perdebatan kecil itupun melangkahkan kakinya mendekati meja Raqueenza.

Matanya ikut memicing saat melihat sepatu gadis itu menyalahi aturan.

"Queen..." panggil laki-laki itu namun berhasil membuat Raqueenza menaikan sebelah alisnya.

"Ke lapangan sekarang!" perintah laki-laki itu tak bisa dibantah.

Raqueenza mendengus kesal. Dengan malas ia berdiri dari bangkunya lalu Meninggalkan rayhan tanpa mengucapkan kata apapun.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang