RAQUEENZA || 8.HASIL PEMERIKSAAN

278 147 57
                                    

Mohon dimaafkan apabila banyak typo dan kata-kata yang tidak sesuai EYD. Kalian boleh kasih aku masukan kok,

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!

*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****

Raqueenza mengerjapkan matanya. Ia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing. Gadis itu mencoba mengingat kembali apa yang sudah terjadi. Raqueenza ingat, pulang sekolah tadi ia kehujanan bersama Rayhan yang menyebabkan tubuhnya demam.

Gadis itu melihat keatas nakas disebelah ranjangnya. Sudah ada beberapa botol obat di sana berarti tadi sempat ada dokter yang memeriksa dirinya.

Berbicara soal Rayhan, di mana laki-laki itu sekarang? Raqueenza mencari keberadaan Rayhan di seluruh sudut kamarnya, hingga matanya yang cokelat menangkap sosok laki-laki sedang tertidur di atas sofa yang berada di kamar tersebut.

Raqueenza menarik bibirnya membentuk lengkungan yang indah, ia bersyukur memiliki sahabat seperti Rayhan di dalam hidupnya. Laki-laki itu selalu ada di mana pun dan kapan pun di saat Raqueenza membutuhkan, bahkan di saat semua anak seusianya hidup bahagia bersama kedua orang tuanya, dirinya tidak merasakan hal yang sama seperti yang lain.

Gadis itu merindukan kehangatan keluarganya seperti dulu, bukan seperti sekarang, semua orang bahkan seperti menganggapnya tidak ada. Kakak yang selalu mengerti perasaan Raqueenza pun sekarang harus pergi meninggalkan Raqueenza sendiri di dalam rumah yang jauh dari kata kehangatan.

Tanpa terasa setetes cairan bening itu pun terjatuh. Raqueenza terisak, rasa nyeri di dadanya begitu hebat. Rayhan yang mendengar suara isakan seseorang langsung terbangun dari tidurnya. Dia dapat melihat Raqueenza yang sedang terisak di atas ranjangnya.

"Queen...," panggil Rayhan yang kini sudah berada di samping Raqueenza.

Raqueenza mendongakkan kepalanya, Rayhan dapat melihat jelas mata sembab milik gadis itu.

Perlahan ia duduk di samping Raqueenza. "Kenapa?"

"Apa gue nggak pantes buat dapat sedikit kebahagian dari Tuhan, Ray?"

"Lo pantes bahagia, Queen!"

"Tapi kenapa, Ray, kenapa keluarga gue nggak seperti keluarga lain? gue cuma pengin keluarga gue seperti dulu," ungkap Raqueenza.

Kini air mata gadis itu jatuh lebih deras dari sebelumnya. Rayhan segera membawa Raqueenza ke dalam pelukannya.

"Lo boleh nangis sampai lo ngerasa lega, Queen. Lo juga harus tau kalau gue akan selalu ada buat lo," ucap Rayhan menenangkan Raqueenza.

"Kenapa lo baik banget sama gue, Ray?"

"Karena lo sangat berarti buat gue, Queen," kata laki-laki itu.

*****

Kini Rayhan duduk di atas sofa sambil memainkan ponselnya. Sejak tadi banyak Whatsapp masuk dari group osis yang menanyakan kelanjutan rapat osis siang tadi.

Raqueenza dengan langkah perlahan mendekati laki-laki itu. Lalu ia mengambil duduk di sebelah Rayhan.

"Ray, udah malam lo nggak pulang?" tanya Raqueenza.

Rayhan mengalihkan pandanganya. "Gue mau nginep di sini aja."

Raqueenza membelalakkan matanya. "Nggak boleh, Ray!"" ujar Raqueenza.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang