RAQUEENZA || 15.PENGKHIANAT

206 103 21
                                    

Mohon dimaafkan apabila banyak typo dan kata-kata yang tidak sesuai EYD. Kalian boleh kasih aku masukan kok,

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****

Bangunan yang berdiri kokoh tempat sebagian orang untuk menimba ilmu, kini mulai terlihat sepi. Banyak sebagian siswa yang sudah Meninggalkan bangunan itu, ada juga sebagian siswa yang tetap tinggal di dalamnya untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Raqueenza berdiri di depan gerbang SMK Lexus untuk menunggu Rayhan. Sebuah mobil yang sangat Raqueenza kenal berhenti tepat di depan gadis itu.

Si pemilik mobil turun dari mobilnya. Lalu ia melangkah menghampiri Raqueenza yang kini telah memasang wajah datar.

“Gue anterin lo pulang ya,” ajak Anzel. Tangannya terulur untuk menggandeng tangan milik kekasihnya, akan tetapi Raqueenza dengan cepat menepisnya.

“Gue pulang bareng, Rayhan,” jawab Raqueenza ketus.

Bukan tanpa sebab Raqueenza bersikap dingin seperti itu kepada Anzel, hanya saja ia masih mengingat jelas perlakuan laki-laki itu akhir-akhir ini.

“Lo ngebantah?”  tanya Anzel tak terima. "Gue ini pacar lo!"

Raqueenza memberanikan diri untuk menatap Anzel. "Kalo lo nganggap gue pacar, kenapa lo selalu kasar sama gue."

Anzel mendecih. "Karena lo emang pantes diperlakukan seperti itu."

"Cepet pulang!" Anzel menarik tangan Raqueenza dengan kasar agar masuk ke dalam mobilnya.

Raqueenza memberontak, tapi usahanya sia-sia. Hingga sebuah tangan berhasil membuat cengkraman Anzel terlepas.

“Yang lembut dong bro, kalo sama cewek,” ujar laki-laki yang kini sudah berdiri di antara Anzel dan Raqueenza.

“Nggak usah ikut campur deh lo!”

Rayhan memandang Anzel jengah. Ia tak habis pikir mengapa Raqueenza mencintai laki-laki seperti dia.

“Gue nggak akan biarin siapa pun nyakitin Raqueenza.”

“termasuk lo!” ucap Rayhan penuh penekanan. Kini matanya yang tajam menatap Anzel yang sejak tadi juga menatapnya. Kilatan kebencian nampak jelas di bola mata milik Anzel.

"Lo harusnya sadar diri, Ray." Anzel mendorong dada Rayhan menggunakan jarinya. "Dia itu cewek gue. Sedangkan lo? Lo cuma sekedar sahabat dia."

Rayhan mengangkat sebelah ujung bibirnya. "Lo emang cowoknya. Tapi lo nggak ada hak buat nyakitin dia."

Anzel tergelak. "Tentu gue ada hak buat ngelakuin apapun sama dia. Termasuk--"

Anzel mendekat ke arah Raqueenza. Laki-laki itu merangkul Raqueenza yang masih enggan untuk membuka suaranya.

"Nidurin dia kapan pun," imbuhnya.

Rayhan mengepalkan tangannya sangat kuat. Ia segera menarik tubuh Anzel dan memberikan pukulan bertubi-tubi pada wajah laki-laki itu.

"Bangsat lo! Lo nggak pantes buat Raqueenza. Lo lebih baik mati, Anjing!" Rayhan terus memukul Anzel tanpa ampun.

"Ray, udah." Raqueenza menarik lengan Rayhan agar menyudahi pukulannya.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang