RAQUEENZA || 39.ALASAN KEBENCIAN

164 55 4
                                    

Ketik hadir jika kalian baca cerita ini...

Selamat bersenang-senang, pren!

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****


Prita menghela napas perlahan. Indera pendengarannya menangkap beberapa bisikan dari penonton yang melihat kejadian di mana seorang gadis berdiri di arena balap.

"Raqueenza ada masalah?" pertanyaan Riski membuat Prita mengalihkan pandangan ke arah laki-laki itu.

"Konflik sama Rayhan. Gue kira dia nggak akan segila ini."

Prita kembali menghembuskan napas. Gadis itu terus menatap dua orang remaja yang sedang beradu argumen di tepi arena balap. Belum terjadi begitu lama, pupil matanya melebar saat ia menangkap ada gadis lain di sana.

"Ki ... Itu Desi kan?"

Riski mengikuti arah pandang Prita. Kemudian laki-laki itu mengangguk yakin.

"Iya itu Desi. Ngapain coba tuh nenek-nenek di sana," sungut Riski.

Prita mengepalkan tangannya. "Gue ke sana."

Gadis itu melangkah dengan Riski yang terus mengekorinya. Ia tidak mau kalau Desi terus mengganggu Raqueenza.

Langkah gadis itu terhenti setelah dirinya berdiri disebelah Raqueenza dengan menatap Desi tajam.

“Gak usah gangguin sahabat gue lagi, Anjing!” ucap Prita.

Desi tersenyum simpul. Senyum yang membuat Prita mual mendadak. "Lo nggak ada hak ngelarang gue!" sarkas Desi.

Prita selangkah lebih maju menghampiri Desi. Gadis itu mengangkat dagunya tinggi. "Apa alasan lo terus gangguin dia?!"

Desi terkekeh. Gadis itu melipat tangannya ke depan dada. “Lo tau, kan? Gue benci banget sama dia!” Desi mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Raqueenza.

“Gue benci cewek sok polos kaya dia!” Wajah Desi memerah, kini emosi gadis itu memuncak.

Raqueenza menjauhkan jari Desi dari wajahnya.“Kenapa lo benci gue?"

Desi tersenyum sinis mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Raqueenza.

“Karena lo udah rebut semua kebahagiaan gue.”

"Gue nggak pernah rebut kebahagiaan dari siapapun," sangkal Raqueenza.

Desi menarik napasnya. Gadis itu mengontrol emosinya sebelum kembali menjelaskan apa kesalahan gadis bodoh di depannya sekarang. Desi kembali melipat kedua tangannya ke depan dada. Dagunya diangkat tinggi menggambarkan keangkuhan.

“Berawal dari Rayhan. Gue suka sama dia sejak pertama kali gue masuk ke SMK Lexus, gue berusaha keras agar dapat dilihat sama dia, apapun gue lakuin buat dia. Tapi apa, jangankan lihat, nganggep gue pun enggak. Karena dengan alasan dia nggak mau bikin lo terluka.” Desi mendengus geli.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang