Hi guys sepi amat ya ceritaku..
Emang cerita ini nggak menarik ya?
Tapi it's oke, im strong kok :)
Kalau kalian baca cerita ini, komen di sini ya..
*****^SELAMAT MEMBACA^
*****
Bel istirahat baru saja berbunyi. Raqueenza bergegas pergi menuju lapangan basket berniat ingin memberikan Anzel sebotol air mineral. Bagaimanapun juga Anzel itu kekasihnya. Walaupun selama mereka jadian sikap laki-laki itu tak sedikitpun menggambarkan seperti seorang kekasih.
Langkahnya terhenti ketika ia melihat Anzel sedang menerima air mineral dari seorang gadis dan langsung meminumnya. Ia mengontrol emosinya agar tidak meluap begitu saja. Terdengar suara seseorang di sebelahnya yang membuat perhatiannya teralih.
"Ra..." Vio menepuk pelan punggung Raqueenza yang hanya diam di lorong sekolah.
Raqueenza menatap Vio yang baru saja menepuk punggungnya. Kemudian ia tersenyum ke arah laki-laki itu. Vio salah tingkah ketika melihat senyum Raqueenza dari arah yang sedekat ini, kemudian ia memegang dadanya yang mulai berdetak lebih kencang.
"Ra, jangan senyum gitu ke gue. Gue deg-degan sumpah." ucapan Vio membuat Raqueenza tertawa.
"Malah ketawa," ujar Vio
Raqueenza menghentikan tawanya.
"Sorry, lagian lo lucu sih," kata Raqueenza.
"Oh iya, ngapain lo diem aja di sini? lo mau nyamperin Anzel kan?" tanya Vio.
Raqueenza tersenyum masam. Niat awalnya memang ingin menemui Anzel, tapi ia mengurungkan niatnya ketika melihat Anzel bersama perempuan lain di lapangan.
"Tadinya sih seperti itu, tapi nggak jadi. Oh iya, ini minum buat lo," Raqueenza menyodorkan air mineral ke arah Vio.
"Buat gue?" tanya Vio yang dijawab anggukan oleh Raqueenza.
"Bukan buat Anzel?" tanya Vio kedua kalinya untuk memastikan.
Raqueenza menggeleng.
"Bukan, itu buat lo. Lagian Anzel udah dapat minuman dari yang lainnya kok," ucap Raqueenza sambil melihat ke arah lapangan basket.Vio mengikuti arah pandangan Raqueenza. Benar saja, di lapangan Anzel sedang tersenyum ke arah seorang gadis yang kini sedang membersihkan keringatnya menggunakan handuk kecil. Vio menatap Raqueenza yang ada di sebelahnya, pasti keadaan gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
"Ra..." lirih Vio
Raqueenza mengalihkan pandangannya, ia menata Vio yang kini berada di depannya.
"Kenapa, Vi?" tanya Raqueenza.
Vio menatap mata cokelat Raqueenza. Mata gadis itu memancarkan luka yang tidak ia ungkapkan.
"Lo nggak apa-apa, Ra?" tanya Vio.
"Gue nggak apa-apa kok Vi," Raqueenza menjawab pertanyaan Vio dengan senyuman palsunya.
Bohong kalau sekarang ia baik-baik saja. Hatinya begitu terluka ketika melihat Anzel begitu dekat dengan gadis lain. Namun, ia menguatkan hatinya agar tidak menangis dan kelihatan baik-baik saja.
"Gue duluan ya, Vi. Jangan lupa di minum airnya."
"Ra, Anzel nggak nyakitin lo kan selama ini?"
Bukannya menjawab gadis itu hanya memperlihatkan senyumnya lalu pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...