Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!
Jangan jadi silent Readers pren!
*****^SELAMAT MEMBACA^
*****
“Lo bercanda?” tanya Dewan memastikan.Rayhan tersenyum getir, “Buat apa gue bercanda.”
Rayhan melangkah menuju balkon kamarnya, ia membutuhkan udara segar sekarang. Begitupun dengan Dewantara, laki-laki itu terus mengekori Rayhan ke manapun Rayhan melangkah. Sesampainya di balkon, Rayhan berdiri sambil menatap lurus ke depan.
“Seandainya nanti Raqueenza tau, pasti dia bakalan ninggalin gue.”
Dewan menepuk pelan bahu Rayhan. “Sepertinya, Raqueenza bukan tipe cewek yang seperti itu.”
Rayhan menatap Dewan dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celana. “Gue pengin lo gantiin posisi gue kalau dia lebih milih ninggalin gue.”
“Jadiin dia prioritas setelah keluarga, selalu ada di sisinya, kalau bisa sayangi dia,” ucap Rayhan memberi pengertian kepada sepupunya itu.
Dewan mendecak. "Lo kaya mau mati aja ngomong kaya gitu. Gue yakin Raqueenza nggak akan marah jadi nggak usah dititipin ke gue."
Rayhan menatap sekilas Dewan yang sedang berdiri di sampingnya. Laki-laki itu tersenyum getir. "Bahkan lo udah tau gimana akhir dari kisah gue sama Raqueenza."
"Gue yakin kisah kalian happy ending," seru Dewan.
"Kalo gue mati, gue--"
"Bodo amat, Ray! Sekali lagi lo ngomong mati, gue bacok lo," potong Dewan. Laki-laki itu melenggang begitu saja dari hadapan Rayhan. Ia tak mau meladeni omongan sepupunya itu yang semakin absurd.
"Gue serius, Dew." Rayhan mengekori Dewantara yang memilih untuk kembali ke dalam kamar.
Langkah Dewantara terhenti saat dirinya menangkap beberapa obat yang sangat familiar.
"Lo masih minum ini?" Dewan mengangkat obat tersebut ke depan wajah Rayhan.
Rayhan mengangguk lemah. "Ya. Dan sekarang semakin buruk."
"Buruk gimana?" Cecar laki-laki itu.
Rayhan menghela napas panjang. "Gue capek, Dew. Harus cuci darah terus."
*****
Raqueenza baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Gadis itu memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Hari ini beberapa rentetan kejadian membuat fisiknya membutuhkan waktu istirahat.
Baru saja Raqueenza ingin merebahkan tubuhnya, suara getaran ponsel menginterupsi pergerakannya. Ia mengambil benda pipih itu yang berada di atas nakas dan melihat ada satu pesan masuk dari kekasihnya. Gadis itu membuka pesan tersebut dan membacanya.
AnzelZayn
Temuin gue di cafe eagle.Gadis itu menghela napas pelan, sebenarnya ia masih belum siap bertemu laki-laki itu. Tetapi ia juga penasaran, mengapa Anzel mengajaknya bertemu. Raqueenza mulai mengetikan balasan untuk kekasihnya.
Raqueenzaanlka
Oke. Jam 8 gue ke sana.Raqueenza meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas. Ia melihat jam di dinding baru saja menunjukan pukul empat sore, Ia masih ada waktu untuk merebahkan sejenak tubuhnya hingga rasa kantuk kini telah menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUEENZA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA !!! ⚠️MENGANDUNG KATA KASAR DAN UMPATAN. JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN⚠️ ****** "Setitik cahaya, menuju kenangan." ****** Bagaimana jika keluarga yang kalian miliki sekarang jauh dari impian? Bagaimana jika kalian mempu...