RAQUEENZA || 21.HAMPA

187 70 20
                                    

I'm come back here,


Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****

Raqueenza tersenyum getir. Ia memerhatikan rumah besar yang tertutup itu. Sudah dapat dipastikan mamahnya tidak ada di rumah.

Raqueenza hanya menghela napasnya. Ia melangkahkan kakinya ke dalam rumah, melihat keadaan rumahnya yang begitu hampa. Andai papahnya tak menyuruhnya pulang, ia akan kembali ke rumah sakit untuk menjaga Wildan-papahnya.

Sedangkan Dewantara, laki-laki itu langsung saja pamit saat mengantarnya pulang.

"Non Raqueenza..." Sebuah suara yang sangat Raqueenza kenal mengalihkan perhatiannya.

"Iya, Bi."

"Non, baru pulang?"

"Iya ini, Bi."

Bi Suji mengangguk,
"Mau saya siapkan makanan, Non?" tawar Bi Suji.

"Enggak usah, Bi. Tolong buatkan Raqueenza teh hangat saja," ucap Raqueenza

"Baik, Non."

Asisten rumah tangga yang berusia sekitar empat puluh tahun itu meninggalkan Raqueenza. Gadis itu lalu melangkah menuju kamarnya.
Raqueenza membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan kaos putih polos serta celana jeans selutut. Kemudian, ia keluar kembali dari kamarnya untuk melangkah menuju ruang makan. Gadis itu menikmati teh hangat yang Bi Suji buat.

"Bi..." panggil Raqueenza

"Ya, Non."

"Mamah semalam pulang?"

"Pulang, Non. Tapi seperti biasa, beliau akan pulang larut malam."

"Oh... Kalo gitu Raqueenza ke kamar dulu ya Bi, nanti kalau Rayhan datang suruh langsung saja ke kamar," ucap Raqueenza.

Bi Suji hanya mengangguk, ia menatap iba punggung Raqueenza yang semakin lama menghilang dari pandangannya. Selalu saja anak menjadi korban orang tuanya. Bagaimana pun juga Bi Suji sudah merasa begitu dekat dengan anak-anak majikannya terutama Raqueenza.

Mereka sudah seperti anak kandungnya. Hanya karena kedudukannya yang hanya sebagai asisten rumah tangga, membuatnya tak bisa menyalurkan kasih sayangnya sebagi orang tua. Namun ia selalu memerhatikan keperluan semua anak majikannya itu.
Saat Bi Suji akan beranjak dari tempatnya, terdengar suara langkah yang sedang mendekatinya.

"Assalamualaikum, Bi." Rayhan menyalami bi Suji

"Waalaikum salam, Den."

"Raqueenza ada, Bi?" tanya Rayhan

"Ada, Den. Kata Non Raqueenza tadi, kalau Den Rayhan datang suruh langsung ke kamarnya," ucap Bi Suji

"Ya udah, Rayhan ke kamar Raqueenza dulu ya, Bi."

*****

Rayhan memutar knop pintu kamar Raqueenza dengan pelan. Ia membuka pintu kamar itu lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Terlihat Raqueenza yang sedang memejamkan matanya di balik selimut kesayangan gadis itu.
Rayhan mendekati Raqueenza. Ia memandangi wajah tenang milik Raqueenza. Mungkin gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang