RAQUEENZA || 9. PENDAPAT PRITA

264 138 81
                                    

Mohon dimaafkan apabila banyak typo dan kata-kata yang tidak sesuai EYD. Kalian boleh kasih aku masukan kok,

Aku selalu mengingatkan sama kalian biar nggak lupa buat vote, dan komen di cerita ini!

Jangan jadi silent Readers pren!

*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****


Seorang gadis dengan bandana ungu di rambut hitamnya sedang berdiri di depan kelas gadis itu. Prita memicingkan matanya ketika melihat Rayhan sedang berjalan sendirian di koridor kelas. Dengan sedikit berlari, gadis tersebut menghampiri Rayhan.

"RAYHAN!"

Teriakan Prita yang sangat menggema membuat Rayhan menghentikan langkahnya. Ia melihat Prita sedang berlari ke arahnya. Kini Prita telah sampai di hadapan dengan napas yang tidak teratur.

Prita menegakkan tubuhnya, ia menarik napasnya lalu menghembuskan napasnya secara perlahan. "Lo sendirian? mana Raqueenza?"

Rayhan menaikan sebelah alisnya, ia menatap Prita yang masih sibuk mengatur napasnya akibat berlari tadi.

"Dia nggak masuk," acuh Rayhan.

"Kenapa?"

"Sakit."

Tanpa mereka sadari, di ujung koridor ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.

"Ini kesempatan gue!"

Laki-laki itu mendekati kedua remaja yang sedang berbincang di koridor tersebut, karena tadi ia sempat mendengar bahwa Raqueenza sedang sakit.

"Hai," sapa Anzel pada kedua remaja itu.

Rayhan dan Prita menatap laki-laki yang kini berdiri di samping mereka.

"Kenapa?" balas Prita garang. Sedangkan Rayhan hanya diam saja menatap Anzel.

"Tadi gue denger kalian bilang kalau Raqueenza sakit? sakit apa?" tanya Anzel to the point.

"Demam," sahut Rayhan singkat.

Anzel mengangguk paham. Terjadi keheningan di antara mereka, hingga akhirnya Prita membuka suaranya.

"Ray, nanti siang gue izin nggak ikut rapat ya, soalnya gue mau ke rumah Raqueenza." Izin Prita pada Rayhan.

Rayhan berpikir sejenak, lantas ia mengangguk sebagai jawaban. Setelah merasa tidak ada yang perlu di bahas lagi, Rayhan melanjutkan langkahnya meninggalkan Prita dan Anzel yang masih berdiri di koridor sekolah.

"Dasar kulkas! giliran sama Raqueenza aja lembut kaya kulit bayi," Gerutu Prita.

Prita membalikkan tubuhnya menghadap Anzel. Prita tahu dari gerak-gerik cowok itu seperti ingin menyampaikan sesuatu.

"Apa lihat-lihat?!" tanya Prita Ketus.

"Gue boleh nggak, nanti ikut lo buat ke rumah Raqueenza?"

"Ngapain, sih, lo ke sana. Denger ya, Zel, gue nggak akan biarin lo nyakitin sahabat gue," sarkas Prita.

"Kenapa lo kelihatan nggak suka kalo gue deket sama dia?"

Prita tersenyum remeh. "Nggak usah pura-pura deh di depan gue. Gue tau lo seperti apa."

"Maksud lo?"

Prita mengibaskan tangannya ke udara. "Udah lah, buang-buang waktu ngomong sama lo."

Prita hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Anzel. Namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Anzel.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang