Extra Part 1

272 29 6
                                    

Hai,

Nggak nyangka kalian pada senyum-senyum baca Ending cerita ini

Bagaimana kabar kalian? Hati aman?

Lagi sibuk apa kalian sekarang?


*****

^SELAMAT MEMBACA^

*****


Sejak tadi senyum Raqueenza tidak pernah luntur. Gadis itu memutar tubuhnya di depan cermin, dia sangat menyukai penampilannya saat ini.

Raqueenza terus saja tersenyum bahagia sangat mengingat hari ini adalah hari pertunangannya dengan Rayhan.

Suara decitan pintu terbuka membuat gadis itu mengalihkan pandangannya.

"Ra..."

Prita terus melangkah menghampiri Raqueenza. Dahi Prita berkerut saat melihat penampilan gadis itu, bahkan Raqueenza saat ini terlihat sangat bahagia berbeda dengan tiga hari sebelumnya.

Setelah kepergian Rayhan, Raqueenza selalu mengurung dirinya di kamar. Gadis itu berkali-kali histeris dengan menyebut nama Rayhan. Bukan cuma itu, Raqueenza juga ketahuan beberapa kali akan melakukan bunuh diri. Hingga akhirnya, Wildan memutuskan menghubungi psikiater untuk memeriksa kondisi putrinya yang sangat mengkhawatirkan.

Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosis bahwa Raqueenza mengalami PGD (Prolonged Grief Disorder).

"Lo mau ke mana, Ra? Cantik bener," tanya Prita. Ia memerhatikan sahabatnya dengan lekat.

"Gue beneran cantik, Ta?"

Prita mengangguk yakin, "Iya, cantik banget malah. Emang lo mau ke mana sih?"

Raqueenza mengangkat sebelah alisnya. "Hari ini kan hari pertunangan gue sama Rayhan, Ta. Masa lo lupa?" gadis itu mendecak sebal. "Katanya sahabat tapi lupa."

Prita sempat kaget mendengar penuturan Raqueenza barusan. Gadis berponi itu selangkah lebih maju ke depan.

Prita memegang kedua bahu Raqueenza. Gadis itu menatap dalam bola mata cokelat milik Raqueenza.

"Rayhan udah nggak ada, Ra!"

Raqueenza menyipitkan matanya, dia tidak tahu apa maksud dari ucapan Prita. "Maksudnya? oh mungkin maksud lo Rayhan sekarang nggak ada di sini?" Raqueenza menjeda ucapannya, "sekarang Rayhan ada di rumahnya, tapi nanti dia pasti ke sini kok, kan kita mau tunangan," jelas Raqueenza dengan mata berbinar.

Prita menggeleng pelan, ia menatap iba sahabatnya. "Bukan itu maksud gue."

"Terus maksud lo apa?"

Prita memejamkan matanya sebentar. Kemudian ia menghembuskan napas beratnya.

"Rayhan udah meninggal,"

Raqueenza terkekeh pelan. Lelucon apa yang sedang Prita lakukan?

"Bercandaan lo nggak lucu, Ta."

"Gue nggak bercanda, Ra! Rayhan udah meninggal, dan lo harus terima kenyataan itu."

Raqueenza mengeratkan giginya, ia menyentak kasar tangan Prita yang memegang bahunya.

"Lo gila! Rayhan itu masih hidup!" bentak Raqueenza. Gadis itu melangkah mundur untuk menjauhi Prita.

"Ra..." Pertahanan Prita runtuh, ia ikut hancur melihat keadaan Raqueenza.

"Lo harus ikhlas, Ra."

Prang

Raqueenza melemparkan lampu tidur ke arah dinding. Prita memejamkan matanya, tangis gadis itupun semakin menjadi.

RAQUEENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang