6

72.2K 949 11
                                    

Pekerjaan selama berhari-hari akhirnya selesai. Siang ini Don keluar dari ruangannya lalu menitipkan beberapa notes pada Maria. Isinya kurang lebih meminta Maria atau Sam menggantikannya untuk meeting di luar untuk beberapa hari.

"Anda akan pergi liburan bersama Nona Lody?" tanya Maria sambil menyerahkan beberapa dokumen untuk ditandatangani sebelum Don pergi.

"Mungkin tidak akan cukup waktu, aku akan di rumah saja." jawab Don sambil tertawa.

"Menonton Home Alone lagi?"

"Mau bagaimana? Film favoritnya..." ucap Don sambil membaca sekilas tiap dokumen.

"Bapak harusnya mengambil cuti bulan ini, Bapak bisa pergi bersama Nona Lody...ya sekedar bersenang-senang saja..."

"Jika ada tempat bagus, kirimkan padaku." jawab Don sambil tersenyum dan menyerahkan kembali dokumen yang telah selesai ia tandatangani.

Don berpamitan pada Maria lalu turun menggunakan lift.

"Egg tart!" Don memekik dalam hati, ia membelokan kakinya ke arah cafetaria.

Di gedung itu Don sengaja membuat satu lantai khusus untuk cafetaria, para karyawan bisa menikmati makanan yang enak dan sehat dengan harga yang terjangkau. Itu akan membuat karyawan merasa lebih efisien, karena tidak perlu repot-repot keluar gedung hanya untuk makan siang. Semua menu diganti setiap hari dan Lody memiliki kudapan favoritnya di sana.

"Berikan aku 1 box egg tarts" Don menunjuk satu nampan egg tart di balik etalase.

"Bapak akhirnya pulang?" tanya Nancy, seorang perempuan yang memilik usia hampir sama dengannya.

"Ouh Nancy mengawasiku ternyata!" Don tertawa.

"Hm, akhirnya aku bisa pulang. Kau tau Nancy, aku mencoba tidak pulang selama satu minggu. Tapi tiap kali aku memejamkan mata Lody berubah menjadi T-rex, jadi kuputuskan untuk pulang hari ini" imbuh Don.

Nancy tertawa terpingkal-pingkal. Bagi beberapa orang di gedung ini, Don bukanlah seorang atasan yang harus ditakuti, bukan juga pemimpin yang otoriter. Don memang terlihat dingin, arogan, tidak peduli tetapi sesungguhnya ia memiliki hati yang hangat.

"Ku berikan satu jar honey bread, berikan pada kelinci kecilku" ucap Nancy sambil memasukan pesanan Don dalam kantung.

"Akan kukirimkan video terimakasih sambil menangisnya padamu nanti, aku janji." jawab Don sambil tertawa.

Don menikmati langit sore dari balik kaca mobilnya yang saat ini dipacu cukup kencang. Ia menjumpai sebuah toko aksesoris kecil di pinggir jalan, toko kecil itu membawa kenangan bagi Don. Di sanalah pertama kalinya Don melihat Lody menginginkan sesuatu.

.

.

.

.

.

Saat itu musim dingin baru saja di mulai, seorang rekan kerja Don yang sudah bersama bekerja sejak lama akhirnya resmi menjadi ibu. Don menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk mencari kado yang tepat.

"Apa anaknya perempuan?" ucap Lody dari hadapan Don yang sedari tadi menyisir rambut milik Lody dengan jari. Sesekali ia mengecup jemari malaikat kecilnya.

"Huum dan aku belum tau apa yang harus aku berikan" jawab Don sembari mencari sesuatu di dalam mata Lody.

"Aku tahu ada sebuah toko aksesoris, di perjalanan menuju kantor aku melihatnya. Mau kesana untuk mencarinya?"

Don hanya mengangguk sementara hidungnya sibuk mengendus tengkuk Lody yang dihiasi rambut-rambut tipis.

Di sana Don melihat Lody untuk pertama kali mengingkan sesuatu. Tampak Lody mengusap beberapa pasang kaus kaki dari katun yang dihiasi dengan motif beruang salju dengan aksen renda di sekililing lubang kakinya.

Our SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang