16

37K 618 22
                                    

"Panggil saya bila butuh sesuatu..." ucap Bibi Lee pada Don.

Don hanya mengangguk lalu kembali memperhatikan Lody yang sedang membaca buku dari kejauhan.

Siang itu cukup terik, matahari seperti sedang menunjukan taringnya. Beruntung halaman belakang rumah Don diisi dengan pohon-pohon besar sehingga udara masih sejuk dan cukup rindang karena cahaya matahari terhalang oleh dedaunan rimbun. Lody di sana, di bawah pohon sedang berpiknik. Don memutuskan untuk bergabung dengan malaikat kecilnya, angin berhembus perlahan melewatinya.

"Boleh aku coba?" ucap Don yang berbaring di atas kain bermotif kotak-kotak dengan warna putih dan coklat susu.

"Boleh tapi hanya satu..." jawab Lody yang mengamati jemari Don mengambil sebuah biskuit almond kesukaannya.

Lody terdiam, tenggelam dalam buku novel yang ia baca. Sedangkan Don tenggelam dalam bayangan dedaunan yang bergerak di atas wajahnya. Pikirannya melanglang, dulu sempat ia ingin pergi dari negara ini untuk melakukan ekspansi besar-besaran ke Eropa, tak ada yang bisa menghentikan langkahnya. Acara donasi di panti asuhan adalah agenda terakhirnya tepat satu minggu sebelum kepergiannya, tetapi perempuan di sampingnya sekarang merubah segalanya.

Setiap malam ia akan menghabiskan waktunya di club malam milik Brian, menenggak minuman beralkohol bergelas-gelas dan selalu berakhir dengan meniduri salah satu perempuan di sana. Terkadang menidurinya di kantor Brian yang terletak di lantai tiga club malam atau membawanya ke hotel lalu memuaskan nafsunya. Tetapi sejak perempuan kecil itu datang, ia tak pernah lagi menginjak club malam.

Lody akan selalu menunggunya pulang di sofa sembari menonton televisi yang tak jarang tertidur jika Don terlalu larut pulang. Seumur hidup Don tak pernah diperlakukan seperti itu. Tak ada yang menunggunya pulang kecuali Bibi Lee yang akan menyiapkan makanan jika ia pulang dalam keadaan lapar.

Perempuan itu merubahnya. Membuat hidupnya lebih menarik.

"Hei..." ucap Don sedikit tersentak saat menyadari tubuh Lody berada di atasnya.

"Apa yang Daddy pikirkan? Aku memanggil berulang kali..."

"Kau" jawab Don singkat sembari menyentil hidung mungil Lody.

Lody hanya tersenyum, memamerkan lekukan di pipinya. Ia ikut merebahkan dirinya di atas tubuh Don, lalu terlelap. Sedangkan Don pada akhirnya harus bersusah payah menggendong Lody untuk masuk ke rumah.

"Tertidur?" sahut Bibi Lee dari dapur yang datang tergopoh-gopoh sambil membawakan buku serta camilan milik Lody.

"Tentu saja..." jawab Don sambil terkekeh.

Don merebahkan tubuh Lody di atas tempat tidur dengan pelan, menelanjanginya hati-hati lalu menyelimutinya. Syarat tidur di kamar Don adalah tanpa baju dan hal itu tidak bisa dilanggar.

Don ikut merebahkan dirinya di samping Lody, memainkan poni perempuan kecil itu yang panjangnya hampir menyentuh mata. Tetapi Don terkejut, nafasnya tecekat saat tiba-tiba Lody bangun dan mendudukinya sekali lagi. Perempuan itu menekan dada Don dengan kedua telapak tangannya.

Buah dada yang masih tersimpan dalam bra itu menyembul, terlihat kenyal sekaligus empuk. Don tertawa melihat tingkah Lody di hadapannya.

"Kau ingin aku mengeluarkan ini?" ucap Don sembari meremas buah dada Lody.

Ia mengangguk.

Don melepas pengait bra yang terletak di depan dengan cepat. Ia menarik pinggang Lody dengan cepat membuat posisi Lody berbaring sedikit tinggi darinya.

Don mengulum buah dada itu seperti bayi yang kelaparan. Menyesapnya, mengulumnya dan mengigitinya sampai ia merasa puas lalu melakukannya lagi pada buah dada satunya.

Our SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang