14

38.5K 734 0
                                    

Pagi itu Don menikmati secangkir kopi di selasar rumah bagian belakang. Memeriksa beberapa laporan yang dikirim oleh James dan Sam, tidak ada benar-benar masa libur untuknya. Ia menyesap kopinya perlahan, menghapus rasa manis dari biskuit yang tertinggal di lidahnya. Sesekali melirik jam tangannya, masih terlalu pagi untuk Lody bangun.

Hatinya memanas saat membuka sebuah koran di hadapannya, membaca sebuah kolom yang menuliskan nama perusahaannya tetapi bukan tentang bisnis melainkan namanya disebut sebagai pria lajang yang tak kunjung menikah.

"Aku yakin tiga bulan lagi kalian akan menulis aku seorang gay...sampah" cicitnya.

Ia melempar koran itu ke tong sampah. Sebenarnya berita-berita seperti itu tidak sekali dua kali saja ia jumpai, ia sering membaca tulisan asal-asalan yang dibuat oleh media mengenai dirinya. Jujur ia tak suka jika kehidupan pribadinya digunakan untuk bahan mengisi kolom berita, ia lebih senang saat perusahaannya dijadikan berita. Terlanjur kesal ia beranjak meninggalkan kopi dalam cangkir yang tersisa seperempat saja.

"Paman, hubungi Leo minta dia datang kemari nanti sore. Media-media tengik itu harus diberi pelajaran dan aku minta tolong untuk membakar koran itu, aku tak ingin Lody membacanya..." ucap Don pada Paman Song.

"Baik Tuan..." jawab Paman Song yang segera mengambil ponsel dalam sakunya dan menghubungi Leo.

Leo adalah kenalan Don, ia memperkerjakannya untuk membantu Don mengurus berita-berita yang menyebar baik itu baik atau buruk. Leo yang menjadi mantan editor dari sebuah media cetak besar di negara itu memiliki banyak kenalan orang dalam. Pernah juga sebuah media membahas Lody dengan judul artikel 'The Parasite Of Lion', saat itu Don murka dan Leo membantunya untuk menutup kantor media itu selamanya.

Don melangkahkan kakinya ke kamar Lody, membuka pintunya perlahan dan menemukan perempuan kecil itu masih terbaring nyenyak dengan ibu jari di dalam mulutnya. Don mendekatinya, mengecup kepala malaikatnya dan mencabut ibu jari dari dalam mulut Lody. Don tersenyum saat melihat bibir mungil dan lidah itu bergerak mengecap seperti bayi kehilangan puting Ibunya.

"Sudah pagi..." bisik Don.

Tak ada jawaban apapun kecuali hembusan nafas Lody, perempuan itu tidur dengan sangat nyenyak. Don memutuskan untuk ikut berbaring, mencoba menghilangkan rasa kesalnya dengan menjahili Lody saat tidur. Ia menyingkap selimut perempuan kecil itu dan ya seperti biasa Lody tidur dengan piyama dengan aksen lucu dan kalem. Don menepuk-nepuk pantatnya lalu meremas pelan.

"Nngghhh..." Lody bergumam dan kembali memasukan ibu jarinya ke dalam mulut.

Don menciumi wajah, leher dan semua permukaan kulit perempuan kecil itu. Merubah posisi tidur Lody menjadi tengkurap dan menciuminya lagi dan lagi. Sesekali Lody mengerang karena tidurnya terusik tetapi ia kembali jatuh tertidur setelah Don menghentikan kegiatannya beberapa menit. Dia menyentuh punggung Lody begitu hangat, mencium kedua belah pantatnya dengan gemas yang berakhir ia meloloskan celana itu dan melemparnya entah kemana.

Don meraih sebuah bantal yang kemudian ia selipkan ke bawah pinggul Lody hingga membuat tubuh bagian bawah Lody sedikit lebih tinggi. Don dengan perlahan membuka kedua kaki perempuan kecil itu lalu menusupkan kepalanya di sana.

"Mmhhh..."

Lody mendesah dengan mata terpejam saat Don membelai lembut kewanitaannya yang lembab. Don mengecupnya sangat pelan sebab ia tak ingin Lody bangun, menciumnya kemudian menjilati kewanitaan Lody dengan sangat tenang. Ia harus mengontrol dirinya sendiri jika ia tak ingin membuat Lody terbangun.

Lody sesekali mendesah saat ia merasa ada sesuatu yang membuatnya terasa geli tetapi ia tak ingin bangun, jujur ia terlalu lelah semalaman bergadang menonton drama korea dan ini masih terlalu pagi.

Don mulai menekuk kaki Lody ke atas, membuatnya lebih leluasa bermain di sana. Don mulai menjilatinya, menyesapnya bahkan menghisap kewanitaan Lody yang disusul dengan erangan-erangan kecil tanpa pemberontakan.

"Shit..." umpat Don dalam hati.

Aroma stroberi menguar di hidungnya saat tiap kali ia menyentuhkan hidungnya pada kulit Lody, membuatnya semakin tegang dan keras. Don turun dari tempat tidur, mencari kotak berwarna hitam dalam rak buku milik Lody. Sejenak Don tersenyum setelah menemukan sebotol kecil pelumas di dalamnya.

Don melumuri kewanitaan Lody dengan pelumas yang ia temukan, ia juga melumuri miliknya sendiri perlahan. Bagi Don seks di pagi hari akan lebih menyenangkan jika Lody dalam keadaan tidur, jadi ia harus bisa mengendalikan semuanya.

Perlahan-lahan Don menyapukan ujung kejantanannya pada belahan kewanitaan Lody sementara perempuan kecil itu masih terlelap. Sedikit demi sedikit ia mencoba meloloskan kejantanannya ke dalam liang kewanitaan Lody. Don menggigit bibirnya menahan erangan yang biasa ia keluarkan.

"Nngghhh... mmhhhh..."

Lody bergerak, tanda bagi Don untuk memperlambat gerakannya. Setelah Lody kembali terdiam, Don melanjutkan kegiatannya dan ia memutuskan untuk memposisikan tubuhnya tepat di atas punggung Lody. Dalam satu kali hentakan kejantanannya lolos dalam liang kewanitaan Lody.

"Aahh..." Lody tersentak, ia mencoba memberontak.

"Ssshhh...sshhh...Daddy di sini...shhhh..." bisik Don sambil mengusap kening Lody.

Perempuan itu mengerang tetapi tetap tak membuka matanya. Don meringis saat Lody tak sengaja menjepit kejantanannya dengan kencang. Gerakan-gerakan tak terduga inilah yang sebenarnya ia cari. Don mulai memompa kewanitaan Lody saat jepitan itu mulai merenggang.

"Uuhhh...so good Baby..." racau Don saat dinding kewanitaan Lody menjepit kejantanannya berulang kali. Don menambah kecepatannya sedikit demi sedikit.

"Ah..aah...ahh..." Lody meracau dalam tidurnya.

Saat Don merasakan kejantanannya mulai berdenyut ia melepaskannya dari liang milik Lody. Membalik posisi tidur Lody menjadi telentang dan kembali memasukan kejantanannya. Don memompa dengan cukup kencang hingga membuat Lody tersentak beberapa kali.

"Daddd....aahh...aahhh..."

"Bangun sayang....aghh..." ucap Don lembut yang disusul dengan cekikan pada leher Lody.

Lody mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian tersenyum pada Don. Ia kembali memasukan ibu jarinya ke mulut dan menerima setiap hentakan yang Don berikan.

"It's coming...aghh...aghh..." Don mempercepat gerakannya dan melepaskan ibu jari Lody dari mulutnya. Don ingin mendengar perempuan itu meracau di hadapannya.

"Inside me daddyyy...mmmhhh..."

"Aaghh!!!"

Dalam satu hentakan terakhir Don meledak, seperti ada beban yang dicabut keluar oleh Tuhan saat itu juga. Ia memeluk Lody erat, memiringkan tubuhnya dan membiarkan kejantanannya diam tertidur di dalam tubuh malaikat kecilnya.

"Good morning Daddy..."

Don tertawa melihat Lody mengusak matanya mencoba memperjelas penglihatannya. Don membalas ucapan selamat pagi itu dengan lumatan di bibir tipis perempuan itu. Don mendekapnya dan perlahan mencabut kejantanannya. Mengusap punggung Lody yang lembab hingga ia tertidur kembali.

.

.

.

.

.

"Ada apa Paman Leo kemari?" ucap Lody yang tiba-tiba duduk di pangkuan Don.

"Apa kau sudah selesai dengan makan malammu?" ucap Don sambil mencium pundak Lody.

"Sudah, aku bahkan menghabiskan dua potong daging..."

"Leo kemari karena ada urusan kecil saja, tidak ada yang penting." ujar Don sembari meneruskan menonton pacuan kuda di layar televisi.

"Daddy..."

"Hm?"

"Aku tadi bermimpi saat tidur, kita berhubungan badan dan Daddy mencekikku lembut sekali...saat Daddy orgasme itu sangat hangat...rasanya seperti nyata..." bisik Lody di telinga Don.

Don tertawa kencang mendengar cerita Lody, sedangkan Lody kebingungan.

"Mimpi yang indah bukan?"

Lody mengangguk dan tertawa kencang.

Our SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang