18

28.4K 525 5
                                    

Lody mengerjapkan matanya beberapa kali, udara di dalam kamarnya sedikit lembab dan ia terbangun karena suara bising di luar. Ia menghela nafas, meraih botol air minum di nakas dekat tempat tidurnya dan menandaskan isinya hingga tak bersisa.

Ia bangun dan merapikan dirinya, memasang jepit rambut berbentuk pita berwarna biru tua, hadiah dari Don saat permainan di dalam walking closet. Ia ingin keluar tetapi Don mendahuluinya masuk ke dalam kamar.

"Kau sudah bangun?" ucap Don sambil memeluk tubuh mungil itu.

Lody hanya mengangguk, mengucek matanya karena jujur ini masih terlalu pagi dan di luar terlalu bising. Ia merapatkan tubuhnya pada Don, menggelayut manja.

"Ada apa? Bising..."

Don mengangkat tubuh Lody dan menggendongnya, diciuminya bahu perempuan itu lalu berlanjut menciumi pipi Lody.

"Tadi dini hari seseorang menerbangkan drone di sekitar rumah kita, aku tidak tahu siapa tetapi tertangkap oleh Paman Song...ditembak jatuh"

"Lalu?" ucap Lody.

"Aku harus mempekerjakan kembali beberapa orang untuk menjagamu, aku harap kau bisa mengerti...tidak lama, hanya sampai kondisi ku anggap aman..." terang Don.

"Jangan di dalam rumah, aku takut..." cicit Lody.

"Tentu, jepit rambut ini terlihat cocok..." jawab Don sembari mengusap kepala Lody.

Don menurunkan Lody dari gendongannya, memintanya untuk mandi dan makan pagi bersama. Lody menurutinya, membersihkan dirinya dengan baik dan tak berapa lama bergabung untuk menikmati sarapan pagi.
.

.

.

.

.

Keselamatan dan kenyamanan Lody adalah hal utama yang harus ia jamin seumur hidupnya. Kemanapun Lody pergi Don harus memastikan bahwa malaikat kecilnya aman. Tidak sekali dua kali, drone milik media datang tiba-tiba di area rumahnya, pencuri modern, Don sering menyebutnya. Berita-berita mengenai kehidupan Don menjadi sangat menarik di negara ini, seorang pebisnis besar tergolong masih muda dan belum menikah menjadi sasaran empuk dari berbagai media.

Masalalu Don yang menjalin hubungan dengan artis idola di negara itu pun ikut bersumbangsih secara langsung dengan gangguan yang ia alami saat ini. Meskipun hubungan itu telah berakhir dan sang artis telah berkeluarga, kebiasaan para media tak berhenti mengulik kehidupan pribadinya yang sebenarnya tak akan menghasilkan apa-apa.

Menyewa beberapa bodyguard adalah hal terbaik yang ia bisa. Menjaga area rumahnya tetap aman untuk Lody menjadi prioritasnya. Rumah Don adalah tempat terbaik dan terbebas yang Lody punya. Ia bisa bersepeda mengelilingi rumah tanpa menggunakan bra, berlarian tanpa lelah dengan anjing peliharaannya atau berjoget sesuka hatinya tanpa ada yang membatasinya. Don juga tidak memberikan banyak akses pada orang lain untuk masuk ke dalam rumahnya, semua pengirim bahan makanan hingga surat dan sebagainya akan bertemu dengan Paman Song di depan, tidak ada akses masuk untuk siapapun terkecuali Don atau Lody membawanya masuk.

Rumah Don didesign dengan halaman belakang dan depan yang luas. Di halaman depan dinding beton tertutup menjulang tinggi dengan gerbang berwarna hitam dengan aksen garis putih mengelilinginya. Di dalamnya terdapat pohon-pohon hias dengan rumput yang subur dan hijau, lantai marmer yang berkilau disertai pilar-pilar yang tinggi menjulang.

Sedangkan bagian belakang diberikan halaman luas dengan rumput hijau yang selalu dipotong rapi dengan pepohon yang besar menjadi perindang alami. Don melakukan itu semua karena Lody suka membaca di bawah pohon, terkadang berlarian mengerjar anjing peliharaannya dan tentu saja bermain hujan.

Kehidupan Lody menjadi tanggungjawab penuh untuknya. Ia tahu Lody diusianya sanggup jika hanya menjaga dirinya sendiri tetapi diluar kemampuan Lody, Don adalah seorang dominan sehingga ia harus menjadi yang utama dalam kehidupan Lody, apapun bentuknya.

Di luaran Don bisa melihat Lody begitu mandiri tanpa dirinya, ia akan mengantre di depan kasir kedai kopi tanpa mengeluh kakinya pegal, berbelanja di supermarket tanpa meminta waktu istirahat dan Lody akan berubah menjadi singa betina di depan buruan jika Don didekati oleh perempuan lain. Tetapi saat kaki mungilnya menginjak lantai rumah, ia akan menjadi perempuan yang 'lemah' hanya untuk Don.

Ritme kehidupannya bersama Lody yang stabil tidak ingin ia hancurkan hanya karena media-media butuh uang sialan itu, oleh karenanya ia akan melakukan apapun untuk melindungi kehidupannya dan tentu saja malaikat kecilnya.
.

.

.

.

.

"Apa aku masih bisa datang ke sekolah?" cicit Lody sembari memotong roti berlapis ham di piring.

"Tidak sampai aku merasa kondisi benar-benar aman. Bibi Lee akan menyiapkan tempat di sebelah agar gurumu bisa datang untuk mengajarimu. Guru biola dan piano juga akan datang kemari jadi kau tetap akan sibuk..." jawab Don.

"Ah syukurlah aku akan mati gaya jika hanya di rumah dan tanpa melakukan apapun..." ucap Lody ringan.

"Nanti siang aku akan pergi bersama Brian dan Sam, akan ku urus semua yang mengusikku seperti ini..."

"Meskipun aku tahu ini tidak akan cukup..." tambah Don.

"Lody tidak akan apa-apa selama ia bertahan di dalam rumah, aku akan bersamanya..." ucap Bibi Lee sembari memeluk Lody dari belakang.

"Tentu saja, aku tahu kau sangat handal dalam mengamankan kelinci loncat milikku..." jawab Don sambil tertawa.

"Oh ya dan kau akan selalu pilih kasih saat mengurusku dan mengurus Lody. Coba lihat siapa yang menambah daging panggang itu hm? Sedangkan aku ya terima nasib saja..."

"Tidak ada lagi jatah daging untukmu, saat memasaknya kau sudah mencurinya dariku...dua potong Don, kau ingat?"

Don tertawa, Lody ikut tertawa terpingkal hingga ia menutup matanya rapat-rapat. Diselingi dengan omelan Bibi yang masih saja terdengar meskipun jauh.

Ponsel Don tiba-tiba bergetar, sebuah pesan masuk:

Brian: rubah kecil itu tertangkap, kita akan berpesta!

Our SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang