Happy reading!
*
*
*Nia terbangun dipagi hari, dia langsung menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Setelah itu dia bergegas kedapur untuk menyiapkan sarapan karna sekarang statusnya telah berubah menjadi istri.
" Aduh nyonya ngapain masuk dapur " ucapan bi Siti mengagetkan Nia yang sedang memilih bahan-bahan makanan.
" Astaghfirullah bi ngagetin aja, aku mau nyiapin sarapan bi " ucap niat sembari mengelus dadanya.
" Maaf bibi udah ngagetin, sini biar saya aja yang buat sarapan nyonya tinggal tunggu aja dimeja makan "
" Iya, gausah biar aku aja yang buat sarapan, oh iya panggial Nia aja bi gausah pake embel-embel nyonya segala " karna jujur saja Nia kurang nyaman dengan sebutan nyonya.
" Kalo cuma manggil nama kurang sopan ath masa ke majikan sendiri manggilnya nama bibi panggil neng aja ya " Nia hanya mengangguk menyetujui karna panggilan neng lebih baik daripada dipanggil nyonya.
" Oh iya neng bibi mau nanya maaf sebelumnya semalam kenapa tuan teriak-teriak? " Jujur ia penasaran kenapa tuan nya semalam terdengar marah. Nia terdiam dirinya bingung harus menjawab apa karna tidak mungkinkan dirinya harus menceritakan apa yang terjadi tadi malam.
" Neng kalo ada apa-apa mah cerita aja ke bibi, gaperlu sungkan segala bibi siap ko denger keluh kesah nya neng Nia " lanjut bi Siti
" Iya ni tenang aja kalo ada apa-apa Nia pasti cerita ko " ucap Nia sambil tersenyum.
" Yaudah kalo gitu bibi tinggal ya bibi mau lanjut beres-beres rumah kalo misalnya neng butuh bantuan tinggal panggil bibi aja " Nia hanya mengangguk menanggapi ucapan bi Siti.
" Masak apa ya " gumam Nia dia lupa bertanya kepada bi Siti makanan kesukaan suaminya itu.
" Buat nasi goreng aja deh " putus Nia.
" Sedang apa kamu " ucapan itu terdengar dingin ditelinga Nia.
" Selamat pagi mas, aku lagi masak buat kamu sarapan " ucap Nia sambil tersenyum menyambut sang suami.
" Begini kah cara mu untuk mengambil perhatian saya " perkataan begitu tajam dengan nada meremehkan.
" B-bukan gitu mas apa salah aku membuatkan sarapan untuk mu " ucap Nia dengan nada bergetar karna jujur dirinya takut dengan Fazo.
" Cih saya tak Sudi memakan sarapan buatan mu "
" Tapi mas kamu nanti bisa sakit "
" Jangan so peduli terhadap saya, saya bisa menjaga diri saya sendiri oh iya besok-besok tak usah memasak karna saya tidak akan pernah memakan nya " tekan Fazo. Setelah mengucapkan itu dia berlalu keluar begitu saja.
Nia hanya bisa memandang nanar punggung suaminya yang semakin menjauh. Apakah dia tidak bisa menghargai sedikit saja usahanya. Padahal Nia hanya ingin melayani suaminya.
" Ini sungguh menyakitkan, sampai kapan aku diperlakukan seperti ini " ucap Nia dengan mata berkaca-kaca. Setelah itu Nia memutuskan untuk pergi ke kampus.
* * * * * * * *
Sampai di kampus Nia disambut dengan cerocosan sahabatnya.Kesya Raquella Sbastian, gadis mungil nan imut sering dipanggil Eca oleh orang terdekatnya. Pemikirannya yang polos dan sedikit lemot sering kali membuat sahabatnya darah tinggi. Tapi tak ayal mereka sangat menyayangi gadis polos ini.
Riska Salsabila Az-Zahra, sigadis cerewet yang selalu berisik kapan pun dan dimana pun. Gadis hiperaktif dan sedikit minus akhlak. Jangan lupakan mulutnya yang selalu nyeroscos membuat kuping siapa saja terasa pengang. Dan gadis ini akan berubah liar ketika ada yang menyakiti sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...