Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗
Happy reading guys!
*
*
*Setelah dirawat beberapa hari akhirnya sekarang Nia sudah kembali kerumah. Ia begitu senang bisa keluar dari tempat berbau obat itu. Sebenarnya Nia sudah bisa pulang dari sejak 4 hari yang lalu namun ayah dan kakaknya memaksa dirinya harus dirawat lebih lama lagi. Membuat dirinya protes namun dua pria itu tak menggubris protesannya akhirnya mau tak mau ia menurut saja walaupun hatinya begitu kesal.
Kakinya melangkah ke dekat jendela dan mendudukkan dirinya dikursi. Matanya menatap lamat hamparan langit berwarna biru yang begitu memanjakan mata. Dengan mata terus menatap keatas dengan pikiran melayang pada kejadian tempo lalu.
" Nia " panggilnya
" Hmmm " gumam Nia seraya terus mengotak-atik ponselnya.
" Kania "
" Apa "
" Kania Queenca Addison "
" Apasih Gibran " kesal Nia seraya menatap pria disampingnya itu.
Beberapa detik kemudian ia pun menyadari apa yang diucapkan pria itu " kamu apa-apaan sih main ganti nama orang aja " omelnya.
" Suka-suka aku lah lagian nanti juga marga kamu berubah jadi Addison. Kamu kan calon menantunya " ucap Gibran yang terdengar penuh keseriusan.
" A-apasih bercanda mulu " gugup Nia seraya menatap kearah lain. Ia tak kuat jika harus bertatapan dengan Gibran lebih lama bisa-bisa jantungnya melompat dari tempatnya. Nia berusaha menguatkan hati agar tak baper dengan ucapan Gibran karna ia tau tabiat Gibran yang suka bercanda.
" Siapa yang bercanda kamu ga liat keseriusan aku? " Tanya Gibran yang membuat Nia menatap pria itu lagi. Benar dari ekspresi yang ia lihat hanya ada keseriusan. Lagi-lagi jantungnya berdegup kencang.
" Aku mau jadi papanya Ken dan.... "
Gibran meraih tangan Nia menggenggamnya begitu erat. Matanya menatap dalam Nia " pendamping hidup kamu " sambungnya penuh ketegasan.
Nia mematung ditempat. Tak tau harus bereaksi seperti apa karna ini terlalu mengejutkan untuk dirinya.
" Hey ko bengong "
" H-hah ngaco masa kamu mau sama janda anak satu " ucap Nia dengan terkekeh berusaha menutupi rasa gugupnya.
" Kalo kenyataannya kaya gitu gimana? "
" Gibran kamu tau kan aku trauma dengan yang namanya menjalin hubungan lagi. Kamu tau sendiri aku pernah ngalamin suatu hal yang begitu tak menyenangkan mengenai percintaan. Aku bukan menyamaratakan pria itu sama akan melakukan apa yang dilakukan mantan suamiku. Tapi jujur aku belum siap jika harus membuka hati lagi, bukan berarti aku belum move on tapi masih ada rasa takut tersendiri you know i mean kan? "
" Yah aku ngerti wajar kamu seperti ini. Tapi jangan berlarut-larut terus dalam lingkaran masalalu Nia. Jangan stuck disini terus kamu harus melangkah maju. But its okey kalo kamu belum siap membuka hati aku hargai keputusan kamu. Tapi izinin aku buat perjuangin kamu dan Ken "
Nia pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lembut. Ia memang sudah mempunyai perasaan pada Gibran. Namun ia harus melihat bagaimana dia memperjuangkannya dan ia ingin membuktikan apakah pria itu memang benar ingin bersamanya atau hanya keinginan semu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...