Extra part II

1.5K 58 4
                                    

Happy reading guys!

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian!!

*
*
*

Pria itu menangkup kedua pipi Nia dengan ibu jari yang mengusap pelan air mata wanita itu " ini nyata bukan halusinasi Nia "

" G-gibran "

" Yes it's me dear " ucap Gibran begitu lembut.

Dengan cepat Nia memeluk erat pria didepannya, seketika tangisnya pun pecah. Tak menyangka ia akan mendapatkan kejutan tak terduga. Belahan jiwanya, tempatnya bersandar kini ada didepannya.

Gibran pun tak kalah erat memeluk wanitanya, meluapkan rasa rindu yang sudah lama ia pendam lebih dari sewindu. Ia terus memberikan kecupan dikepala Nia dengan tangan mengelus pelan punggung wanitanya untuk menyalurkan ketenangan.

" Sudah tenang? " Tanya Gibran Nia hanya mampu mengangguk, lidahnya masih terasa Kelu untuk mengeluarkan suara.

" Nangisnya lama banget sampe bengkak gini " ucapnya seraya mengecup kedua mata Nia.

" Ayo duduk " ajak Gibran menggiring Nia untuk duduk dikursi didepannya. Wanita itu hanya diam dan menurut. Otaknya tak mampu berpikir jernih.

" Kenapa ko diem terus? Ga seneng aku ada disini? "

Nia menggeleng keras tak setuju dengan ucapan Gibran.

" Terus kenapa diem? Kemana Nia-ku yang cerewet ini? "

" I-ini beneran kamu? " Tanya Nia masih tak percaya pada orang didepannya.

" Iya dia memang Gibran sayang " ucap seseorang yang membuat Nia menoleh kebelakang. Betapa terkejutnya ia saat melihat kelurganya serta keluarga Gibran ada disini.

" Daddy " teriak Ken seraya berlari memeluk sang ayah.

" Daddy sudah bilang jangan lari nanti jatuh " nasehat Gibran seraya memeluk anaknya erat.

" Solli janji ga lali lagi " ucapnya seraya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

" Daddy? " Tanya Nia bertanya-tanya kejutan apalagi ini. Anaknya memanggil Gibran Daddy? Bukankah Ken baru kali ini bertemu lagi dengan pria itu?.

" Mommy ko kaya kaget gitu, Daddy Giblan kan emang Daddy aku " ujar Ken dengan tubuh disandarkan didada bidang Gibran dengan tangan memainkan tangan besar Daddy-nya.

Nia menatap anaknya dalam, mengapa Ken begitu nyaman dengan Gibran? Mengapa mereka terlihat begitu akrab? Apa yang sudah ia lewatkan?.

" Kamu pasti bingung ya sayang " ucap Bella membuyarkan lamunan Nia.

" Waktu itu.. "

FLASHBACK ON

Baru saja Nia akan terlelap karna merasa lelah seharian ini ia melakukan banyak aktivitas, ia dikagetkan dengan bunyi alat EKG begitu nyaring memecahkan keheningan malam. Sontak ia panik melihat garis lurus ditampilkan alat itu. Ia pun memencet tombol berulang kali untuk memanggil dokter.

" Gibran ini aku "

" Kamu harus kuat sayang " teriak Nia seraya berusaha membangunkan Gibran. Hal itu membuat orang tua mereka berdua memasuki ruang Gibran dengan panik.

" G-gibran kenapa sayang " panik Bella melihat keadaan anaknya.

" A-aku gatau ma tiba-tiba alatnya bunyi "

" Ayo kita keluar biar dokter tangani Gibran " ajak Fira saat dokter datang bersama suster yang menangani Gibran.

" Tapi Gibran- "

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang