Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗
Happy reading guys!
*
*
*
Nia masih tak menyangka statusnya kini sudah menjadi seorang ibu. Dari tadi ia terus memandang wajah bayi mungil yang berada di gendongannya. Bayi kecil itu begitu tampan nan menggemaskan dengan pipi bulat kemerah-merahan. Jika dilihat-lihat pria mungil ini begitu mirip dengannya saat bayi dari mata, dagu, hingga bibir hanya hidung saja yang mirip dengan Fazo." Wellcome to the world my little boy " ucap Nia seraya mengecup kening anaknya begitu lama. Tanpa sadar Nia meneteskan air matanya. Sungguh ia merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan. Ia merasa bersyukur karna Tuhan memberinya kesempatan menjadi seorang ibu. Karna banyak wanita di luaran sana yang menginginkan posisinya sekarang.
Begitu pun Jasson dan Fira, mereka bahagia karna sekarang sudah mempunyai cucu yang begitu menggemaskan. Fira terharu melihat pemandangan didepannya, anaknya yang dulu ia gendong sekarang sudah menggendong buah hatinya sendiri. Berbeda dengan Jasson tengah menggeram gemas saat melihat pipi gembul pria kecil itu. Begitu pun dengan Bara ia bahagia sungguh, apalagi saat melihat binar mata adiknya yang beberapa waktu lalu redup kini terpancar begitu indah.
Sedangkan Gibran bersyukur mata indah itu sudah tak mengeluarkan air mata. Ia ikut bahagia melihat Nia bahagia seperti ini. Saat melihat senyum indah itu jantungnya masih sama, berdetak tak normal. Dulu ia menyangkal, tapi sekarang ia mengakui jika perasaan yang ia rasakan itu nyata bukan perasaan semu. Mungkin ini salah mencintai wanita bersuami, namun boleh saja kan jika ia merebut wanita didepannya toh suaminya pun sudah mempunyai wanita lain. Harus diingat ia bukan pembinor namun ia hanya mengambil wanita yang sepantasnya bersanding dengannya.
" Sayang jadi kamu mau ngasih nama apa sama little boy " tanya Fira seraya mengelus rambut lebat cucunya.
" Keenan Gracio Sky Andromeda "
" Nama yang bagus, tapi tunggu kenapa nama belakangnya marga kita sayang "
" Karna si mungil memang lebih pantas menyandang marga kita ya kan Yah " celetuk Bara
" Tentu boy " balas jasson dengan tegas.
Fira mengangguk apa yang dikatakan suami dan anaknya ada benarnya. Fazo memang ayah dari cucunya. Namun dia sudah lalai menjadi seorang suami dan ayah.
" Sini sayang biar bunda aja yang gendong mending istirahat gih "
Nia pun mengangguk seraya memberikan Ken pada sang bunda. Matanya menatap pria disampingnya.
" Gibran " panggilnya
" Ya "
" Makasih dan maaf " ucapnya Nia begitu tulus.
Gibran mengernyit bingung " For what "
" Untuk kejadian hari ini yang merepotkan mu "
Pria itu menggeleng tegas " No, saya tidak merasa repot justru saya senang jika kehadiran saya berguna disini "
Nia hanya tersenyum menanggapinya. Ia merasa berhutang Budi pada Gibran yang telah berperan besar,
karna pria ini lah yang menemani disaat ia sedang berjuang melahirkan buah hati dan memberikan perhatian kecil pada anaknya layaknya seorang ayah. Nia merebahkan tubuhnya tak butuh waktu lama wanita itu pun sudah terlelap tidur.Gibran memandang wajah Nia yang sedang tertidur pulas. Disaat tidur tanpa make up pun Nia terlihat begitu cantik meskipun bibirnya terlihat sedikit pucat namun tak membuat mengurangi kecantikannya. Ia memutuskan pandangannya saat Ken menangis begitu keras. Terlihat Fira sedang menenangkan Ken namun bayi mungil itu tersus menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...