PART 35

1.4K 96 29
                                    

Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗

Happy reading guys!

*
*
*

Pagi hari dikediaman Andromeda dihebohkan dengan teriakan yang begitu menggema hingga ke penjuru rumah.

" Bun ini tinggal dimasukin gula doang kan "

" Bun masakannya udah jadi "

" Ayah jangan gangguin ih! "

" Kakak jangan digituin nanti tumpah "

" BUNDA, AYAH SAMA KAKAM NYOMOT MAKANAN TANGANNYA BELUM DICUCI " teriak Nia.

" Hush.. ga boleh teriak " kata Jasson setelah merasa puas mengganggu Nia.

" Hooh berisik suara nya cepreng banget kaya kaleng rombeng " ejek Bara.

Fira tertawa melihat pemandangan yang tersaji didepannya. Ia merasa bersyukur meskipun mereka berdua sibuk dengan kerjaan kantor namun kedua pria yang begitu ia sayangi itu selalu meluangkan waktu. Tapi ia sedikit kasian karna Anak dan ayah itu begitu kompak mengerjai putri kecilnya.

" Biarin Suka-suka aku lah " sinis Nia.

" Diem Nia tuh kuping kakak sakit " kata Baa dengan mengelus kupingnya seolah-olah kesakitan.

" Apasih harusnya kakak yang diem " ucap Nia sedikit ngegas.

" Kamu lah, mulut kamu kan berisik "

" Dih ko jadi salah aku "

Jasson mendengus pelan mendengar perdebatan itu " udah bukan salah kamu. Tapi salah si Yanto! " Ketus Jasson.

" Udah-udah ko berantem sih ini masih pagi loh " lerai Fira

" Ayah sama kakak tuh Bun " sungut Nia

" Apa kamu?! " Balas Bara dan Jasson serempak menatap Nia dengan permusuhan.

" Udah. Cepet duduk kita sarapan! "

Ketiganya pun menuruti perkataan Fira dengan patuh. Duduk ditempatnya dengan anteng dan mulai memakannya dengan diam.

" Suami kamu ada ngabarin " tanya Fira memecahkan keheningan.

Nia menggeleng pelan " dari malem sampe sekarang gaada kabar sama sekali " jawab Nia yang masih menyuapkan makanan ke mulutnya.

Bara menatap jahil sang adik " Dih kasian punya suami berasa jomblo " ejeknya.

Nia tersenyum miring mendengar itu " Gapapa masih mending aku punya pasangan rasa jomblo dari pada kakak jomblo dari zigot " sarkasnya.

" Sialan " umpatnya tanpa sadar seraya menatap tajam sang adik.

Fira melotot mendengar ucapan sang anak yang bisa-bisanya berkata kasar seperti itu.

Merasa hawa-hawa yang tak mengenakan pandangannya tak sengaja beradu dengan mata Fira  dengan cepat ia mengangkat kedua jarinya " Hehehe maaf Bun keceplosan " ucap Bara cengengesan.

Fira menunjuk Bara dengan pisau yang ada ditangannya " Bunda ga suka ya kamu ngomong kasar kaya gitu "

" I-iyaiya maaf bunda ga sengaja keceplosan. Janji gabakal gitu lagi suer deh " gagap Bara, ia takut pisau itu melayang kearahnya.

" Bun bi-bisa ga diturunin pisaunya " ucap Bara hati-hati dan dengan cepat Fira pun menurunkan tangannya. Hal itu membuat Bara menghela nafas lega. Selamat gumamnya dalam hati.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang