PART 26

1.2K 76 18
                                    

Happy reading guys!

*
*
*

Terlihat seorang pria yang sudah begitu tampan dengan penampilan casualnya siapa lagi kalau bukan Fazo. Dihari weekend ini memang Fazo berencana untuk mengajak sang istri jalan-jalan ditaman. Karna Nia berkali-kali membujuknya untuk pergi keluar karna bosan namun ia tak menggubris sama sekali karna takut istrinya kelelahan. Melihat istrinya murung membuatnya kasihan dan dengan berat ia mengabulkan keinginan sang istri. Saat mendengar itu dengan penuh ke antusiasan Nia mengiyakan ajakan suaminya.

" Sayang kamu ko lama banget lagi ngapain sih " teriak Fazo saat istrinya itu tak kunjung turun. Ia sudah menunggu setengah jam tapi Nia masih anteng dikamar. Padahal sedari tadi Nia yang menyuruhnya untuk cepat-cepat bersiap. Namun nyatanya wanita itu yang malah begitu lama mendekam dikamar. Entahlah ritual apa yang wanita itu lakukan.

" Berisik mas gausah teriak-teriak gitu bisa ga sih ini rumah bukan hutan " mendengar itu Fazo mengalihkan pandangannya. Ia menganga melihat penampilan istrinya yang terlihat begitu cantik. Meskipun badannya terlihat berisi namun bukannya terlihat jelek melainkan Nia terlihat begitu seksi dimatanya. Jika tau akan seperti ini mending ia kurung istrinya didalam kamar agar tak ada mata buaya yang menatap lapar pada Nia. Sungguh ia tak akan pernah rela akan hal itu.

Dengan segera ia mendekati Nia lalu mengecup bibirnya sekilas " kenapa kamu cantik banget hm "

" Dih gombal " ejek Nia namun tak ayal pipinya bersemu merah mendengar perkataan Fazo.

" Gapapa dong, sama istri sendiri " ucap Fazo seraya merangkul pinggang istrinya.

" Ayo kita pergi, jadi ke taman atau kamu mau pergi ke tempat lain? " Ajak Fazo seraya melangkah keluar rumah.

" Aku mau ke taman aja "

" Okey let's go " ucap Fazo dengan nada begitu semangat. Ia pun dengan segera pergi menuju tempat yang diinginkan sang istri. Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke tempat tujuan dikarenakan hari weekend banyak orang-orang yang bepergian untuk menghabiskan waktu diluar rumah.

Setelah sampai Fazo pun berlari kecil mengelilingi mobilnya untuk membukakan pintu untuk sang istri.

" Silahkan tuan putri " ujar Fazo saat membukakan pintu dengan senyum begitu manis. Tak lupa tangan kanannya ditaruh di atas kepala Nia agar tak terbentur.

Nia yang diperlakukan seperti itu pun terkekeh pelan " terimakasih bapa pengawal "

Senyum indah yang tadinya tersemat kini terganti dengan ekspresi datar yang begitu ketara " udah ganteng gini bisa-bisanya disebut pengawal " ucapnya seraya menekuk mukanya.

Nia menahan senyumnya saat melihat ekspresi yang terlihat begitu menggemaskan menurut nya " terus " tanya nya seraya mengangkat sebelah alisnya.

Fazo menatap istrinya sekilas lalu meraih pinggang Nia " Ga " balas Fazo dengan nada ketus.

Nia terkekeh pelan " Dih gitu aja marah "

Fazo tak menggubris ucapan sang istri ia terus melangkah seraya menatap ke depan.

" Mas kamu beneran marah? Aku cuma becanda loh " ujar Nia saat tak mendapat balasan dari Fazo.

" Ko diem terus sih "

" Aku cuma becanda "

Karna Fazo tak menggubrisnya sama sekali akhirnya Nia pun memberhentikan langkahnya yang membuat Fazo ikut berhenti seraya menatap Nia yang berada disampingnya.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang