Happy reading!
*
*
*Sedari tadi Nia sedang memerhatikan Fazo. Tadi suaminya itu menyuruhnya mengambil laptop diruang kerjanya karna ada pekerjaan yang belum selesai dan ingin dikerjakan dikamar, namun bukannya mengerjakan Fazo hanya menatap kedepan dengan pandangan kosong. membuat Nia mengernyit heran dengan perubahan sikap Fazo sekarang. Setelah berbicara dengan kakaknya Fazo menjadi pendiam. Saat dirumah orang tuanya pun Fazo hanya sedikit mengeluarkan suaranya. Benar-benar aneh.
Karna tak tahan melihat sikap Fazo ia pun duduk disamping Fazo seraya mengelus kepalanya " Mas "
Fazo hanya tersenyum tipis berbeda dengan hatinya yang mengumpat karna merasa terkejut. Ia mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya ' apa '.
" Kamu kenapa " tanya Nia
Fazo mengerutkan keningnya " Kenapa apanya? Aku baik-baik aja sayang " ucapnya seraya tersenyum memenangkan.
" Dari tadi aku perhatiin kamu ngelamun terus, sebenarnya kamu kenapa? "
" Aku gapapa sayang " Nia hanya tersenyum tipis mungkin suaminya ini belum siap bercerita. Ia hanya perlu sedikit menunggu.
Fazo menundukkan kepalanya agar sejajar dengan perut Nia " Hallo anak papa " sapanya dengan nada riang. Nia pun refleks mengelus-elus rambut tebal suaminya.
" Kamu apa kabar didalam sana? Pasti sehat dong kan papa ngasih mama makanan sehat. Kalo kamu mau sesuatu minta aja sama papa, tapi papa mohon jangan yang aneh-aneh kaya waktu itu, segala minta dipeluk sama buaya darat. Papa ga terima ya istri papa disentuh orang lain " curhat Fazo saat mengingat-ngingat kejadian waktu itu seraya mengelus perut Nia yang sedikit menonjol sesekali memberinya kecupan. Ia begitu tak sabar ingin bertemu dengan anaknya.
" kamu mau anak kita perempuan atau laki-laki? " Tanya Nia
" Aku sih maunya laki-laki biar kita bisa bareng-bareng jagain kamu tapi yaudah lah sedikasihnya aja yang penting sehat " ucap Fazo seraya mengelus pipi Nia yang makin hari makin gembul.
" Sayang "
" Kenapa mas "
" Makasih udah kasih aku kesempatan buat perbaiki semua kekacauan yang telah aku perbuat dulu. Makasih sudah menerima aku kembali meskipun keadaanku cacat seperti ini. Aku minta maaf karna aku hanya menjadi beban untuk mu dan aku minta maaf atas semua kesalahan ku Nia " ucap Fazo seraya menatap dalam mata Nia.
Nia tersenyum mendengar itu " aku juga berterimakasih karna kamu sudah berusaha menjadi suami yang baik untuk ku. Jangan pernah merendahkan dirimu mas, karna kamu Dimata aku itu sempurna. udah ya jangan bahas yang dulu-dulu, kita buat itu sebagai pelajaran aja ya "
Fazo tak menjawab ia mendekatkan wajahnya hingga hidung mancung mereka berdua bersentuhan.
" Aku mau ini boleh? " Ucap Fazo seraya mengelus bibir merah Nia. Sebenarnya ia ingin langsung melahap habis bibir itu namun ia takut Nia ketakutan karna sikapnya.
Mendengar itu membuat wajahnya berubah merah padam namun tak ayal menganggukan kepalanya karna bagaimana pun Fazo berhak atas tubuhnya karna ia berstatus istrinya.
Dengan segera Fazo pun melumat lembut bibir yang membuatnya candu itu. Lama kelamaan lumatan itu berubah menuntut karna nafsu mereka berdua mulai terpancing.
Setelah beberapa menit Fazo pun melepas lumatan itu karna melihat Nia yang terlihat kehabisan nafas. Ia menggerutu dalam hati karna tak bisa mengendalikan nafsunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...