PART 22

1.1K 77 0
                                    

Happy reading!

*
*
*

Fazo mendengus kesal melihat sang istri begitu fokus dengan acara yg didepannya. Padahal ia sudah bersandar di bahunya, menciumi pipi gembulnya, atau terkadang mendusel-duselkan kepalanya diceruk leher Nia, tapi istrinya tak merasa terganggu sama sekali.

Akhirnya tak ada pilihan lain ia pun menggendong Nia ala bridal style membuat sang empu memekik terkejut dengan tindakan mendadak Fazo.

" Mas kamu apa-apaan sih ngagetin aku aja " ucap Nia seraya memukul bahu Fazo tanpa perasaan.

" Awsss sakit yang, lagian kamu dari tadi cuekin aku terus " balas Fazo seraya membawa Nia kekamar mereka.

Dengan perlahan ia menidurkan Nia di king size kesayangannya.

" Yang aku kan tadi udah nurutin kemauan kamu " mendengar itu membuat perasaan Nia menjadi tak enak ia tau apa yang suaminya inginkan.

" Oh jadi kamu pamrih sama istri sendiri "

" Bukan pamrih yang tapikan kita harus simbiosis mutualisme " kilah Fazo

Nia hanya merotasikan matanya " terus kamu mau apa? "

" Kamu harus ngasih asupan buat adik kecil aku "

" Asupan apa " tanya Nia pura-pura tidak tau padahal dalam hatinya sudah ketar ketir sendiri.

" Gausah pura-pura gatau gitu deh " ujar Fazo saat mendengar perkataan istrinya.

Nia mengendus kesal " Ish gamau ah "

" Nolak suami dosa loh, ayo yang "

" tapi kamu mulai duluan ya " sambung Fazo, Nia pasti terlihat sangat cantik dan juga seksi jika sedang memimpin permainan. Membayangkannya saja sudah membuat Fazo kecilnya benar-benar terbangun.

" Dih ko aku sih yang mau kan kamu "

" gapapa ih cepet yang masa aku mulu " rengeknya.

Nia menghela nafas pasrah memilih mengalah, bukannya ia tak mau, tapi ia masih malu padahal ini bukan pertama kali untuknya. Dengan perlahan Nia pun mendekatkan dirinya pada Fazo.

Sedangkan Fazo gregetan sendiri melihat tingkah Nia. Dengan tak sabaran ia mengikis jarak dengan Nia hingga mereka merasakan hembusan nafas satu sama lain. Lalu Fazo melahap bibir merah Nia yang begitu menggoda menurutnya. Dengan lembut ia melumat bibir mungil yang menjadi candu untuknya. Dan rasanya tetap sama. Manis.

Nia pun mulai menikmati dan membalas perlakuan Fazo. Semakin lama ciuman itu berubah menjadi menuntut. Fazo semakin memperdalam ciumannya. Dengan satu tangan membelai pelan pinggang Nia dan satunya lagi mengelus perut buncit sang istri. Mendapat perlakuan itu membuat Nia melenguh pelan seraya meremas rambut belakang Fazo untuk menyalurkan rasa nikmatnya.

Saat dirasa pasokan udara semakin menipis Fazo pun melepasnya. Nafas mereka memburu dengan Fazo yang terus menatap Nia seolah meminta izin. Sedangkan Nia yang mengerti akan hal itu hanya mengangguk mengiyakan toh ia juga sudah terpancing oleh perlakuan Fazo barusan.

Fazo menundukkan kepalanya agar sejajar dengan perut Nia " kamu jangan rewel ya nak, papa mau jenguk kamu dulu okey " ucap Fazo mengingatkan sang anak seraya mengelus perut Nia.

Setelah itu Fazo mengungkung Nia dan melanjutkan aksinya. Dengan pelan nan lembut. Sebenarnya ia tak ingin melakukannya karna pernah dulu ia sedang ingin dan saat melakukan ia tak bisa mengontrol nafsunya hingga ia kelepasan berbuat sedikit kasar. Untung saja anaknya tak kenapa-napa jika terjadi sesuatu mungkin ia akan menyalahkan dirinya sendiri.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang