PART 20

1.9K 87 2
                                    

Happy reading!

*
*
*

Nia mengerjapkan matanya karna merasakan suhu panas yang menerpa kulitnya. Hal pertama yang ia lihat wajah Fazo yang terlihat begitu pucat disertai tubuh menggigil, dengan segera Nia memeriksa suhu tubuh sang suami. Dapat ia rasakan suhu tubuh begitu panas.

Dengan segera ia pergi ke dapur mengambil kompresan. Setelah itu ia dengan hati-hati mengoperasi Fazo agar lelaki itu tak terbangun dari tidurnya.

Ia memandang Fazo dengan rasa bersalah karna tadi malam ia meminta Fazo menemaninya makan es krim dan memintanya untuk tidur tak memakai baju alhasil beginilah sekarang. Fazo terbaring sakit.

Mata Nia memanas tak kuasa menahan tangisnya. Memang semenjak hamil Nia begitu sensitif ia mudah sekali menangis karna hal-hal kecil. Mungkin karna hormon kehamilan yang melandanya.

Tidur Fazo pun terusik karna mendengar suara Isak tangis. Ia berusaha membuka matanya sesekali mendesis karna kepalanya begitu sakit dan badannya terasa lemas tak bertenaga.

" Sayang " panggil Fazo dengan suara serak khas bangun tidur.

Karna tak mendapatkan jawaban Fazo mengangkat kepala Nia dan betapa terkejutnya ia saat melihat sang istri sedang bercucuran air mata dengan memandangnya penuh rasa bersalah. Ia pun dengan susah payah menarik Nia dalam pelukannya, tapi bukannya mereda tangis Nia semakin keras membuat Fazo kelimpungan.

" Sayang kamu kenapa hm ko nangis ada yang sakit? Atau kamu mau sesuatu coba bilang sama aku " panik Fazo seraya mengelus rambut Nia sesekali memberikan kecupan.

" Hiks aku minta maaf mas "

Dahi Fazo mengernyit bingung " ko minta maaf? "

Nia melerai pelukannya dan sedikit mendongakkan kepala agar dapat menatap mata tajam fazo " maafin aku gara-gara semalam- " Nia tak melanjutkan perkataannya ia benar-benar merasa bersalah pada Fazo hingga air matanya terus keluar.

Dengan susah payah ia mengingat kejadian tadi malam yang membuatnya seperti ini, dan saat ia mengingatnya membuat Fazo terdiam apa mungkin dia nangis karna gue sakit atau dia takut gue marah terus nyalahin dia?, ucapnya bertanya-tanya dalam hati. Jika benar adanya ia tak marah dan tak keberatan jika harus seperti tadi malam karna apa pun demi istri dan calon anaknya jika ia sanggup pasti ia akan lakukan.

" Massss " rengeknya saat tak mendapatkan jawaban dari suaminya.

Arghhh Fazo tak kuat mendengar Nia merengek manja seperti ini dengan secepat kilat Fazo membawa Nia kedalam pelukannya " gausah minta maaf lagian cuma demam doang, dicium kamu pasti langsung sembuh " goda Fazo seraya menaik turunkan alisnya.

" Ishhh modus " Nia mendelik seraya memukul tangan suaminya pelan.

Fazo hanya terkekeh pelan " Gapapa lah sama istri sendiri "

Obrolan mereka pun terhenti ketika ada yang mengetuk kamarnya.

Tok tok tok

" Neng ini bibi "

Nia pun segera melepas pelukannya lalu membukakan pintu ternyata bi Siti membawakan nya sarapan. Memang tadi saat Nia kebawah ia menyuruh bi Siti membuatkan sarapan dan obat lalu mengantarkan ke kamarnya.

Nia mendekati Fazo dengan nampan ditangannya " Kamu makan dulu ya mas terus minum obat "

Fazo pun membuka mulutnya, seolah paham Nia pun menyuapi Fazo sesekali menyuapi dirinya sendiri.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang