PART 50

1.5K 88 8
                                    

menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗

Happy reading guys!

*
*
*


Tak henti dua orang pria berbeda usia itu menatap lamat pintu ruangan didepannya. Rasa cemas dan khawatir tak mampu mereka tutupi lagi. Mereka takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada wanita yang begitu berharga dalam hidupnya.

Hingga suara pintu terbuka membuat dua pria itu segera menodong pertanyaan pada dokter yang memeriksa.

" Gimana keadaan istri saya dok? " Tanya sang suami tak sabaran.

" Kondisi istri bapa baik-baik saja beliau hanya mengalami syok. Dalam waktu dekat istri bapa akan segera siuman " jawab dokter yang dapat membuat hati kedua lelaki itu kembali tenang.

" Mama saya sudah bisa dijenguk sekarang kan? " Tanya sang anak.

" Tentu, kalo gitu saya pamit dulu karna masih ada pasien yang harus saya tangani, permisi " pamit dokter itu.

Setelah memastikan dokter itu pergi dua pria berbeda usia pun memasuki ruangan yang ditempati malaikat hidupnya.

Baru saja pria tua itu ingin membuka suara namun niatnya ia urungkan karna melihat sang istri mulai membuka mata.

" Sayang kamu udah sadar, ada yang sakit perlu aku panggilin dokter? " Tanyanya beruntun.

" Aku gapapa, bisa tolong bantu aku duduk? " L

" Sure " ucapnya penuh kelembutan seraya membantu sang istri mendudukan dirinya.

Setelah dirasa nyaman wanita itu menatap dalam sang anak yang sedari tadi menunduk tak berani menatapnya.

" Ngapain kamu disini? " Ketusnya.

" Ko mama bilang gitu -aku khawatir sama mama "

" Mama? Memang kamu masih menganggap saya mama? "

" Ya masih lah kan mama orang tua aku, wanita yang udah ngelahirin dan ngebesarin aku "

" Terus menapa kamu menyembunyikan semua kebenaran tentang penyakit kamu dari kita? Udah ngerasa hebat bisa ngelewatin sendirian? Kamu udah ga anggep kita sebagai orang tua kamu lagi iya? " cerocos wanita itu seraya menatap tajam sang anak. Disatu sisi ia merasa sedih karna mengetahui fakta yang begitu mengejutkan disatu sisi juga ia merasa begitu tak becus menjaga sang anak pasalnya ia tak menyadari jika anaknya sedang tidak baik-baik saja.

" Bukan gitu ma tapi aku ga mau ngerepotin kalian aku ga mau nyusahin kalian "

" Kita ga ngerasa direpotin sama sekali justru dengan kamu menutupi semua ini ngebuat kita ga di anggep. Kamu tau kan penyakit yang kamu idap itu penyakit serius. Butuh penanganan khusus supaya kamu cepet pulih kaya dulu lagi Gibran "

" Maaf udah nyembunyiin fakta ini " ucap Gibran seraya memeluk sang mama.

" Jangan menutupi apapun dari kita nak " ucapnya seraya mengelus kepala sang anak penuh kasih sayang.

" langkah apa yang harus kita tempuh supaya penyakit kamu sembuh? " Tanya sang papa.

" Dokter nyaranin berobat jalan atau operasi pemasangan ring jantung "

" Terus kamu pilih apa? "

" Untuk saat ini aku mau berobat jalan ma, karna aku belum siap melakukan tindakan operasi. Aku takut operasi yang aku lakuin gagal "

" Okey kita akan setuju keputusan yang kamu ambil. Jangan pernah merasa sedih dan sendiri karna kita akan selalu ada bersama mu Gibran " ucap sang papa seraya ikut berpelukan bersama anak istrinya.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang