PART 54

1.1K 73 2
                                    

Happy reading guys!

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen-temen kalian!!

*
*
*

Setelah kepergian kedua orang tua Fazo suasana ruang makan menjadi hening, aura yang dikeluarkan Jasson membuat ruangan ini bertambah mencekam. Mulut mereka seakan terkunci rapat dengan pikiran berkelana.

" Diem-diem bae ngopi ngapa ngopi " celetuk Bara membuat semua mata tertuju padanya.

" Kenapa? Ada yang salah? " Tanyanya begitu polos.

Bukannya menjawab Jasson bertanya pada anaknya itu " Kamu tinggalin Ken sendirian dikamar? "

" Engga, Ken lagi main ditemenin bi Siti. Oh iya kalian kenapa pada diem tamu tak diundang kemana " tanyanya celingukan mencari dua sosok tak diharapkan kedatangannya itu.

Namun tak ada yang menghiraukan ucapannya membuat mendengus kesal, ia pun mendudukan diri dengan muka terus ditekuk.

" Bisa kalian berdua jelaskan maksud pelecehan yang dibicarakan Nia tadi? " Tanya Jasson dengan mata yang sedari tadi tak lepas dari dua insan didepannya.

Bara melotot tak percaya " APA?! PELECEHAN! SIAPA YANG emmmm emmm emmm " teriakan Bara terhenti kala sang ayah menyumpal mulutnya dengan paha ayam.

" Kamu cukup diam dan dengarkan paham! " Tegas Jasson menatap putra sulungnya dengan tajam. Dengan patuh pria itu pun menganggukkan kepalanya.

" Jadi? " Tanya Fira menuntut penjelasan.

Akhirnya Gibran pun menjelaskan secara detail kejadian semalam yang mampu membuat kedua orang paru baya itu terbakar amarah. Tak habis pikir dengan kelakuan yang dilakukan hama dunia itu.

" Sialan kenapa Lo ga bilang sama gue bangsat " kesal Bara seraya melempar tulang ayam pada Gibran.

" Gue bukannya " ucapan Gibran terhenti kala Nia menyela ucapannya.

" Aku yang larang Gibran buat ceritain itu kak, aku gamau memperpanjang masalah ini. Toh Gibran udah kasih dia pelajaran yang setimpal "

" Tapi sayang "

" Yah aku mohon " ucap Nia dengan melas. Ia sudah malas jika harus berurusan dengan keluarga Fazo. Sekarang yang ia inginkan hanya hidup tenang dan mulai merangkai masa depannya dengan suaminya nanti tanpa bayang-bayang masalalu.

Jasson pun menghela nafas kasar " fine ayah ga akan memperpanjang masalah ini tapi kalo sampai kejadian ini keulang lagi jangan harap ayah akan lepasin dia gitu aja " tegasnya yang diangguki oleh sang anak.

" Makasih yah "

" Udah kan ngobrol nya ayo lanjut makan Gibran sama Nia kan sekarang harus ke butik " ajak Fira yang diangguki oleh mereka.

Suasana ruangan itu pun kembali ramai dengan candaan yang dilontarkan oleh Bara.

* * *

" Papa apa-apaansih mama belum selesai bicara sama mereka " kesal Zara seraya menatap tajam suaminya itu.

Untuk kesekian kalinya Adit menghela nafas kasar saat " Mama mau bicara apa lagi? Jelas-jelas mereka gamau bantuin kita "

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang