PART 42

1.5K 135 36
                                    

Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗

Happy reading guys!

*
*
*

Bara terdiam sejenak lalu tiba-tiba ia pun menyeringai di otak gantengnya muncul ide yang begitu bagus menurutnya " yakin Lo mau ketemu Adik gue? " Mendengar itu Fazo mengangguk tegas dengan penuh keantusiasan.

Tanpa kata Bara pun melangkah kesamping rumahnya diikuti Fazo. Saat sampai matanya tertuju pada satu titik.

DEG

Ia tak mampu berkata-kata saat melihat pemandangan yang tersaji didepannya, Nia tertawa begitu lepas dengan seorang pria yang menjadi rekan bisnisnya dulu dan ada seorang bayi ditengah-tengah mereka terlihat seperti keluarga kecil yang begitu bahagia.

Bara hanya tersenyum sinis melihat keterdiaman pria itu " udah gue bilang jangan temuin adik gue, ngeyel sih. Jadi sakit hati kan. Mending sekarang lo cepetan pergi dari sini deh sebelum tuh hati makin ancur " ejeknya setelah itu ia pun meninggalkan pria itu tanpa permisi.

Tanpa sadar Fazo mengepalkan tangannya. Ada rasa sakit hati kala  Nia terlihat bahagia dengan pria lain  karna wanita itu masih istri sah nya. Ada rasa tak terima ketika anaknya begitu nyaman dalam gendongan orang lain yang bahkan dirinya yang notabene ayah kandung belum pernah sama sekali menggendong bayi mungil itu.

Dengan perasaan campur aduk Fazo dengan cepat menghampiri Nia. Dan seketika tawa lepas Nia lenyap begitu saja saat melihat Fazo ada didepan matanya.

" Kamu masuk kedalam gih sekalian bawa Ken biar bisa tidur dengan nyaman " suruh Nia pada pria disampingnya.

Gibran menatap khawatir Nia, ia takut pria didepannya menyakiti Nia kembali " Tapi kamu gimana mana mung--- "

" Aku gapapa. Udah sana cepet masuk " dengan ogah-ogahan Gibran pun pergi dari tempat itu membiarkan Nia berbicara dengan suaminya.

Setelah memastikan Gibran masuk ia pun menatap datar Fazo dengan tangan yang ia lipat didadanya.

" kamu ngapain kesini? "

" Kamu bilang ngapain? Jelas aku datang kesini ingin menemui anak istriku. Tapi apa kedatangan ku disuguhkan pemandangan yang begitu tak mengenakan. Bisa-bisanya kamu bersenang-senang disini dengan  pria lain ingat kamu ini masih istri aku Nia. Tak sepantasnya kamu seperti ini " ujar Fazo mengutarakan kekesalannya.

Nia tersenyum remeh mendengar itu " Kalo kamu tau udah punya istri kenapa masih doyan sama wanita lain? Tak sepantasnya kamu berperilaku seperti itu mas "

" Jangan membalikan perkataan ku Nia ini gaada sangkut pautnya sama aku " kilah Fazo. Memang benar bukan tak ada sangkut pautnya dengan nya. Karna sekarang ia sedang membahas Nia bukan dirinya.

" Tentu ada karna yang memulai duluan itu kamu. Jadi jangan salahin aku kalo aku bertingkah seperti ini "

" Aku cemburu, aku sakit hati ketika kamu bahagia dengan pria itu. Kamu benar-benar tak memikirkan perasaan suami mu sendiri " ucapnya seraya menatap tajam Nia.

Wanita itu menatap dalam mata Fazo " Apa kamu juga memikirkan perasaan ku mas?. Engga kan buktinya kamu selingkuh dibelakang ku kan. Aku heran apa sih yang dia punya sampe kamu nyakitin aku kaya gini? Apa yang dia kasih ke kamu? "

Fazo hanya mampu terdiam. Rasa bersalah pun kembali mendera dirinya. Karna keegoisan dan ketamakan dirinya, seorang wanita yang begitu tulus menerimanya harus tersakiti. Ya ia akui jika dirinya bodoh namun apalah daya ia juga tak bisa berbohong jika dirinya masih ada rasa pada Vio. Tapi ia juga tak tau apa benar itu rasa cinta atau hanya obsesi tapi yang pasti ia ingin Vio ada dalam pelukannya. Namun disatu sisi ia juga tak rela jika harus melepaskan Nia begitu saja. Ia tak akan pernah melepaskan wanita yang begitu berarti di hidupnya. Apalagi sekarang diantara mereka sudah lahir seorang bayi mungil.

KANIA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang