Happy reading!
*
*
*Baru saja Fazo membuka pintu ruangannya sudah disuguhkan dengan cerocosan Ryan yang anteng duduk dikursi kebesarannya.
" Lo kemana aja sih gue kan udah bilang cepet Dateng kesini sekarang ada meeting penting malah leha-leha, ditelpon ga diangkat-angkat gue nunggu dari tadi untung ga lumutan " ucap Ryan dengan nada begitu memekakkan telinga.
" Berisik, awas gue mau duduk " usir Fazo seraya menarik Ryan tanpa perasaan.
" Kasar banget, kalo bukan kakak sepupu udah gue lempar dari atas gedung ini " gumamnya pelan namun Fazo masih dapat mendengarnya, ia pun menatap tajam sepupu laknat itu. Sedangkan Ryan hanya cengengesan seraya mengucapkan maaf.
" Lo udah nyiapin materi buat meeting sekarang kan? "
" Udah itu mah rebes " Fazo hanya mengangguk setelah itu ia beranjak untuk keruang meeting.
Ryan hanya bisa mendumel seraya mengikuti bos nya itu " kebiasaan ditinggal lagi ditinggal lagi, untung ga ditinggal pas lagi sayang- sayangnya "
Sedangkan dirumah Nia sedang mengobrol begitu random dengan dua ibu-ibu gaul, semua mereka bahas, mulai dari kebiasaan suami mereka masing-masing, barang keluaran terbaru dari merk ternama, hingga gosip yang sedang panas-panasnya.
" Btw gue ga sabar banget ketemu sama cucu " ucap Zara seraya mengelus perut buncit Nia.
" Sama gue juga, pasti ini anak mirip gue banget " timpal Fira
" Ga sudi banget cucu gue harus mirip Lo, muka pas-pasan kaya gitu. Yang jelas mirip gue lah, gue kan bibit unggul " angkuh Zara seraya mengibaskan rambutnya dengan muka songong.
Fira memutar bola matanya malas " Cih gue juga bibit unggul buktinya pengusaha tajir modelan laki gue ke cantol tuh "
" Mata laki Lo picek kali jadi gabisa bedain mana yang cantik mana yang buruk rupa " ejek Zara.
" Heh kurang asem bener ya omongan lo- "
Merasa jengah Nia pun memotong ucapan sang bunda, biarlah ia disebut tak sopan, dari tadi kupingnya begitu panas mendengar perdebatan yang menurutnya kurang masuk akal " Udah ko pada ribut yang jelas muka anak aku ya bakal mirip aku lah atau kalau engga ya mirip mas Fazo "
" Gapapa mirip Fazo asal sifatnya jangan mirip kaya dia amit-amit deh Gusti " celetuk Fira
Mendengar itu bukannya tersinggung Zara tertawa seraya mengangguk setuju " iya gue harap juga kaya gitu sifatnya cukup mirip ibunya aja "
Mendengar itu Nia hanya tersenyum dalam hatinya pun mengaminkan semoga sifat jelek suaminya tak menurun pada anak mereka nanti. Karna ia tak mau jika anaknya berbuat kasar pada pada perempuan.
Beberapa saat kemudian Nia menepuk pelan dahinya teringat jika sahabatnya akan kesini. Memang semenjak ia tak berkuliah, jika ada waktu luang sahabatnya itu selalu datang kesini untuk menemaninya. Awalnya ia menolak keras karna rumah mereka dengan rumahnya sekarang cukup jauh dan ia tau dua sahabatnya itu sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas kuliah yang terus berdatangan " Oh iya Bun, Ma katanya sahabat aku mau kesini "
" Bagus dong, kapan kesininya "
" Katanya sih ben- "
" BUMIL YUHUUUU BESTIE DATANG BERKUNJUNG " teriaknya.
" Nah pasti itu mereka " ucap Nia seraya beranjak dari duduknya.
" Kamu mau kemana? "
" Bukain pintu Bun "
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...