Kalian pasti tau caranya menghargai karya seseorang. Jadi tolong jangan jadi silent reader ya🤗
Happy reading guys!
*
*
*Sinar matahari pagi menerangi sebuah kamar yang begitu gelap dengan barang berserakan dimana-mana. Sang pemilik kamar hanya menatap datar pemandangan itu tanpa ada niatan untuk membereskan. Untuk beberapa saat matanya tertuju pada sebuah ranjang. Bayang-bayang kebersamaanya dengan Nia bermunculan diisi kepalanya. Dimana tempatnya tidur bersama istri tercinta. Tempat dimana ia berkeluh kesah dan saling melontarkan candaan. Hal itu kembali membuatnya merasakan sesak didadanya.
Setelah itu dengan langkah lunglai ia membersihkan diri karna harus berangkat bekerja. Untuk sesaat langkahnya terhenti lagi-lagi ia mengingat Nia. Biasanya istrinya itu akan menyiapkan air hangat untuk dirinya mandi dan menyiapkan pakaian kerjanya. Tapi sekarang ia harus melakukannya sendiri.
Berbeda dengan kediaman Andromeda, terlihat seorang pria paru baya sedang membaca koran seraya menunggu istrinya membuatkan sarapan. Sedangkan pria yang terlihat lebih muda darinya sibuk dengan gadgetnya. Hingga sapaan begitu lembut memenuhi Indra pendengaran mereka.
" Morning semua " sapa Nia begitu ceria dengan Ken dalam gendongannya.
" Morning sayang "
" Morning piyik-nya om " balas Bara dengan cepat mengambil dari gendongan sang ibu.
" Ini pipi atau bakpao bulet banget hm " ucap Bara seraya mencium pipi gembul baby Ken. Sedangkan yang dicium hanya tersenyum tipis seolah senang dengan perlakuan omnya.
Jasson yang melihat itu pun mendengus keras " Jangan ciumin terus cucu ayah nanti pipinya bau jigong kamu "
" Apasih nih aki-aki berisik banget " ketus Bara
" Apa kamu bilang " geram Jasson tak terima dengan perkataan sang anak.
" Selain aki-aki ternyata udah tuli juga " ejeknya. Sontak Jasson hanya bisa mendengus kasar malas meladeni ucapan anak kurang akhlaknya itu.
" Piyik-nya om mukanya jangan ganteng-ganteng banget ya, karna dirumah ini harus om yang paling ganteng okey "
" Terus nanti kalo dah gede jangan ngikutin sifat bapakmu yang bajingan itu ya nak nanti om sentil ginjal mu " celoteh Bara seraya menatap tajam ponakannya itu.
" Kak jangan ngomong kasar didepan anak aku " tegur Nia seraya meletakan makanan dimeja. Bara hanya cengengesan mendengar teguran itu.
" Sini sama opa aja jangan sama om mu itu nanti telinga suci mu ternodai " ucap Jasson seraya merebut Ken dalam gendongan anak sulungnya itu.
Jasson mencium kening Ken seraya meneliti wajah cucunya itu " Alhamdulillah " ucapnya terdengar begitu senang.
" Kenapa yah " tanya Bara terheran-heran.
" Cucu ayah ga mirip sama dia "
" Lah kalo Ken ga mirip dia berarti Ken bukan anaknya dia dong yah " ucap Bara dengan polosnya.
Jasson memutar bola matanya malas kenapa anaknya ini begitu bodoh " Ga gitu konsepnya ga mirip dia bukan berarti Ken bukan anak dia juga Bara astaga "
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA (End)
Teen Fiction( BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ) Hanya kisah klise tentang perjodohan yang dilakukan orang tua nya dengan anak sahabatnya. Dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal sama sekali. Dengan perjodohan ini orang tua nya ingin Nia mendapatkan y...