Sorry typo!
***
ANTAGONIS KE DUA.
***
Adrenna kembali melipat surat yang baru saja ia baca. Lalu memasukannya kembali pada amplop putih polos dan menyerahkannya pada Retta.
"Simpan itu di laci. Kalau sempat, Aku akan membalasnya saat kegiatan ini selesai," ujar Adrenna.
Jored sedang melakukan perjalanan bisnis dengan istrinya. Waktu yang dibutuhkan adalah 5 hari. Tapi pagi tadi Jored mengatakan jika ia akan kembali bersama Darwin besok malam. Jored juga mengatakan ke khawatirannya terhadap firasat tak nyaman yang terus menghantuinya setiap malam. Jored merasa tak taman, dia pun mengingatkan Adrenna agar berhati-hati.
"Kereta sudah siap. Izinkan saya membantu anda naik, Nona," kata Snanta.
Adrenna meraih tangan besar Snanta untuk naik dan masuk ke kereta kuda berlambang burung hantu ganas dengan background perisai dan pedang yang megah ini. Setelah duduk, Adrenna mengamati seisi kereta.
'Ini mewah. Ha ha. Mereka ingin menarik perhatian banyak orang ya.'
Mengingat bahwa raja mempercayai Victor untuk mengurus orang jahat tidak heran jika kereta yang ditumpanginya begitu mewah walau tidak berkerlap-kerlip tapi terlihat gagah. Pasti bayaran atas kerja kerasnya sangat besar.
"Maaf membuatmu menunggu. Ayo kita berangkat," ujar Victor diambang pintu kereta.
"Selamat pagi, Adrenna," sapa Nico. Di balas senyuman oleh Adrenna dan lirikan dari Victor.
"Hari ini kakak mu cukup menyeramkan," ujar Nico tak lama kemudian.
Adrenna menoleh ke arah gerbang mansionnya. Ada Erwin dan Deris di sana. Pandangan keduanya berbeda walau sama-sama tidak tersenyum. Erwin terlihat sangat marah, Adrenna tebak mungkin ia sudah bertengkar dengan Nico soal pemberangkatan ini. Sedangkan Deris? Dia diam. Bola matanya menatap lurus pada Adrenna tapi ia tidak paham maksud sorot mata itu.
Apa? Apapun itu Adrenna langsung memutuskan kontak mata dengan mereka. Mungkin Erwin dan Deris hanya ... cemas.
"Jadi kemana kita akan pergi?"
Lebih baik kesampingkan dulu soal orang lain. Menyelesaikan kegiatan ini dengan cepat, itu lebih baik.
***
Setengah hari berlalu.
Kereta bangsawan Bennad berhenti di sebuah daerah sepi dan cukup panas. Posisinya ada di ujung ibu kota. Di depan mereka ada jembatan penyeberangan yang akan memberi akses ke wilayah utara.
"Aku dengar di sini banyak terjadi pencopetan," ujar Nico.
"Di tempat sepi seperti ini?" Tanya Adrenna dengan nada tak percayanya.
"Saat siang hari memang sepi. Nona Adrenna harus melihat saat pagi hari dan sore hari, tempat ini akan berubah menjadi lautan manusia. Karena di saat seperti itu akan banyak orang yang keluar masuk membawa karavan untuk perjalanan bisnisnya. Di ujung sungai ini juga ada pelabuhan, banyak turis negara lain yang datang kemari," jelas Snanta.
"Sepertinya aku harus lihat," kata Adrenna.
"Kau beruntung karena ini tempat terakhir yang akan kita kunjungi. Jadi mari kita nikmati sore hari di perbatasan ini," ujar Victor mengundang tatapan bingung.
"Ini yang terakhir? Bukankah masih ada satu kereta bahan makanan lagi?" Tanya Adrenna.
"Itu untuk daerah selatan. Jadi kakak berencana untuk membagikannya saat pulang," jawab Nico.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasyCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...