Note :
Jangan lupa ikutan Pre-ordernya I AM A REAL SHERRIN mulai tanggal 26 April sampai dengan 31 Mei 2022.Check bannernya ya.
Atau chat aku aja.
Happy reading 🥰.
***
KELUAR DARI SEKARAT.
***
Papan nama pasien di pintu tertera 'Elita' begitu tak terbaca bagi orang awam karena di tulis dengan aksara bersambung. Hal itu tidak membuat pasien satu ini berbangga hati. Ketika bangun tidur yang pertama menyambutnya adalah kekosongan. Ketika duduk yang menemaninya hanya kekosongan. Kemana orang yang harusnya menunggu disini? ini terasa dingin.
Pesis seperti seharusnya.
Elita menatap tajam sandal rumah sakit di dekat kaki ranjang. Lalu ia memejamkan mata dan menggeleng. Kenapa ia merasa kesepian? Harusnya ia senang. Ia pulang.
Elita menurunkan kakinya dan berjalan menuju jendela ruang inap. Infus ditangannya sudah habis. Tapi ia tak berani mencabut jarum itu. Dengan mau repot Elita menarik tiang infus mengikutinya. Sekarang hampir tengah malam dan jam check dokternya mungkin sudah lewat.
Tidak hanya jendela, Elita juga berkeliling ruangan. Bercermin, memperhatikan baju pasien yang ia kenakan dan tertarik pada gelang yang ia ingat menjadi barang berharga sebagai tanda persahabatan dengan Rahayu. Elita memegang rambutnya sendiri. Kini warnanya hitam tidak lagi perak.
Zaman Adrenna sudah berakhir baginya.
Elita berjalan ke nakas. Ia ingin tahu berapa lama ia disini?
Masih tertanggal yang sama di hari ia terjatuh di kamar. Apa ia mengalami perjalanan waktu? Mustahil. Karena terlalu singkat.
Yang lebih masuk akal, ia bermimpi soal hidup Adrenna. Mungkin. Walau agak meragukan.
Elita sudah terbiasa dengan kehidupan sebagai Adrenna. Kembali ke dunia asli membuatnya semakin kesepian walau suara di luar sana sangat bising. Ketika keluar kamar yang ada hanya koridor rumah sakit yang kosong membuat Elita terdiam sejenak menikmati suasana. Ada keramaian di kamar sebelah. Apa mereka tidak tidur? Ini tengah malam, jam besuk seharusnya sudah berakhir tiga atau empat jam lalu.
Elita berjalan lambat meninggalkan kamarnya. Ia memasuki lift sendirian. Melihat angka yang semakin mundur ia berpikir tadi dirinya ada di kamar lantai berapa ya? Nomor berapa juga?
Ah masa bodo. Nanti tanya resepsionis saja.
Malam ini Elita menyusuri rumah sakit. Tapi langkahnya berhenti di depan ruang operasi yang menyala merah lampunya.
***
Elita menghela napas lelah. Ia tersesat di lantai dua. Sebenarnya kemana perginya kamar inap yang ia tempati. Ini sudah hampir di ujung salah satu lorong di lantai dua. Seberapa besar rumah sakit ini sebenarnya?
Ughh, ia mengantuk. Ini sudah hampir pagi. Beberapa Suster juga ada berkeliaran sebelum ia memasuki wilayah sepi ini. Elita terus berjalan. Ketika melewati sebuah pintu, ia tertarik untuk membaca tulisan di papan ruangan tersebut. 'kamar jenazah'.
"Jangan gila. Aku gak berani masuk."
Elita terus berjalan melewati kamar itu tanpa menoleh. Ada perawat Laki-laki yang keluar dari sana dan Elita langsung memalingkan wajah. Tak berani melihat ke ruangan itu dari pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasíaCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...