CHANGE THE SAME ENDING 3.

2.5K 442 5
                                    

Oh hallo kebingungan. Wkwkwkwk ... gak tau kenapa lucu aja. Pengen ngetawain diri sendiri.

Was typo!!

***

TAWARAN UNTUK PELAYAN.

***

Adrenna memberikan tanda titik di akhir kalimat yang ia tulis. Cahaya alami di kamar Adrenna mulai berubah menjadi jingga. Matahari mulai tenggelam rupanya. Itu berarti sebentar lagi akan ada pelayan yang mengetuk pintu kamarnya untuk yang ke tiga kalinya dalam satu hari ini.

Satu minggu sudah Adrenna mendekam di kamar. Para pelayan tidak bosan mengingatkan dirinya untuk ikut acara makan malam bersama. Kegiatan itu susah seperti alarm rutin bagi Adrenna. Seperti jam digital yang sudah disetting untuk membangunkannya setiap pagi.

Sekarang--lebih tepatnya tadi pagi, kepala pelayan rumah ini mulai memaksa. Itu artinya salah satu orang rumah sudah mulai tidak nyaman dan curiga pada Adrenna.

Sepertinya bermain petak umpet ini harus segera diakhiri. Lagi pula, Adrenna sudah menyusun rencananya jauh sebelum hari ini tiba. Kini tinggal mengeksekusi semua rencananya. Ini akan menjadi ajang untuk menguji keberuntungan bagi Adrenna. Semakin lama ia menuju kematian, maka semakin besar peluang untuk menentukan keputusan yang menuju pada akhir bahagia.

*tok ... tok

Sudah dikatakan bukan? Pasti akan ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Nona, permisi-" ucapan pelayan yang berdiri di depan kamar Adrenna terhenti saat nona muda itu membuka pintu.

Pelayan itu menelan ludahnya susah payah. Ia berdoa dalam hati semoga ia selamat. Belakangan ini Nona di depannya memiliki suasana hati yang buruk. Berulang kali ia berpapasan gadis ini memiliki tatapan yang semakin dingin dari biasanya. Kelakuannya juga aneh, selalu pergi berkeliaran di kebun saat matahari belum terbit. Ia juga akan terburu-buru pergi ke kamar diwaktu-waktu tertentu.

'Nona Hera mengatakan jika Nona Adrenna sedang merencanakan sesuatu. Mungkin semacam meramu racun. Semoga aku bukan kelinci percobaanya saat ini,' batin pelayan itu.

"Kau akan menyalakan lilin untuk ku malam ini?" Tanya Adrenna.

"Y-ya, nona."  pelayan itu mengangguk ragu.

'Ku mohon tolaklah. Suruh aku pergi seperti pelayan lain.'

Adrenna menyendukan tatapannya. Perempuan berbando putih itu gugup karena takut. Terlihat dari matanya yang melihat ke bawah.

Adrenna menggeser tubuhnya guna memberi akses, mempersilahkan pelayan di depannya mengakses ruangan yang di nobatkan sebagai markas Adrenna.

"Nah, masuklah."

Pelayan itu tersentak kecil. Masuk? Seketika otaknya berpikir yang macam-macam!!

Adrenna sudah masuk terlebih dulu karena gadis pelayan itu hanya berdiam diri. Dengan gugup, kaki si pelayan mulai mengikuti Adrenna. Tangannya mengenggam erat korek api. Berulang kali hatinya meneriakan kata 'tenang' tapi jantungnya seperti akan meledak kapan saja.

"Aku bersyukur kau mau datang hari ini. Pekerjaan ku sedang banyak jadi aku tertolong," ujar Adrenna.

Pelayan itu mengangkat wajahnya. Pekerjaannya banyak? Bola matanya bergulir mengamati sekitar mencari hal yang janggal.

Adrenna kembali pada meja kerjanya. Dari mana asal meja tersebut? Tentu saja penjaga yang membawakannya. Dengan sedikit ancaman dari Adrenna sebenarnya. Karena tadinya Adrenna pikir segala sesuatu yang ia kerjakan harus sesuai izin ayah dan ibunya,  tapi ternyata tidak. Dia bebas melakukan apapun.

CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang