GAK TAU YA AKU BROKEN HEART SEKARANG.
PENGEN BALIK.
ATAU ENGGAK, PENGEN TINGGAL SENDIRI.
***
SENANG BERDAMAI
***
Bahu Adrenna naik turun. Tangannya masih di udara setelah menampar pipi Victor dengan begitu mantap. Bahkan si Duke ini masih memalingkan wajahnya karena terkejut. Secara perlahan, matanya melirik dan kembali menghadap Adrenna sambil tertunduk. Pipinya sangat sakit, sumpah tidak ada duanya. Adrenna benar-benar memukulnya setelah ini. Sebuah tinju mengenai rahangnya.
Amra dan Jored, hampir berlari menahan Adenna jika saja Snanta tidak menahannya sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"Kau tahu kalau kau salah. Kenapa kau tidak berubah pikiran dan kembali melindungi ku? Kau malah pergi meninggalkan aku sendiri!"
Adrenna memukul Victor hingga ia jatuh terduduk.
"Aku benci dirimu! Aku benci dirimu! Aku hampir dilecehkan, Victor. AKU HAMPIR DIBAWA OLEH PRIA ITU!! Aku benci dirimu!"
Adrenna terus memukuli Victor walau tangannya kini sudah tak bertenaga karena sambil menangis. Sedangkan samsaknya hanya diam menerima. Hingga Adrenna berhenti, ia mencengkram tangan Victor yang sejak tadi diam.
"Aku ingin membenci mu. Aku tidak suka orang yang ingkar janji. Kau melihatku saat itu," ujar Adrenna setengah terisak.
Victor mencoba mendekat secara perlahan. Wajahnya terasa kaku dan dadanya berdenyut di tulang rusuk. Pukulan Adrenna tak main-main. Victor kapok membuat gadis cantik ini mengamuk.
"A-aku ... minta maaf Adrenna," ujar Victor pelan seraya menarik kepala Adrenna agar kening mereka bersentuhan. Victor sangat suka ritual seperti ini. Sejak dulu.
"Aku ingin membenci mu," suara parau Adrenna begitu menyayat hati.
"Tidak. Jangan. Ku mohon jangan benci diriku," bisik Victor.
"Aku ingin!" Teriak Adrenna lagi.
Air matanya tidak bisa dibendung. Sungguh ia sangat ingin membenci Victor. Ingin membenci Franda, Steffany, semua orang bahkan dunia ini. Ia ingin membenci mereka. Sekarang dia selamat, besok bagaimana?
Bayang-bayang kematian selalu menghantuinya. Mana semalam ia bermimpi jeritan histeris dan amukan menyebut nama Adrenna. Lalu tarikan pedang dan aaahh ... bisa dibayangkan selanjutnya apa yang terjadi kan?
Seumur hidup Adrenna tidak pernah memikirkan bunuh diri, ia tahu suatu hari ia akan mati. Tapi tidak mau secepat itu, ia ingin hidup lebih lama. Berumur panjang. Itulah mengapa ia ingin membenci dunia game ini.
***
Jored dan Amra serta Snanta duduk di Sofa. Mereka pergi meninggalkan kamar Adrenna saat semua sudah membaik. Adrenna memang masih menangis, mengingat ekspresi putrinya Jored yakin ada hal lain yang meresahkan hati anaknya. Saat mereka pergi, Victor mendekap Adrenna semoga itu bisa membuat keduanya baik-baik saja.
Jored menghela napas lega bersamaan dengan Amra dan Snanta.
"Maafkan putri saya tuan Snanta. Saya tidak tahu jika Adrenna akan sekasar itu pada Tuan Duke. Saya sangat malu, mohon ampuni keluarga kami, Tuan," ujar Jored seraya membungkuk pada Snanta. Begitu juga Amra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasyCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...