PERSEMBAHAN YANG LEBIH
***
"Kau terlihat senang dengan hasil buruan kecil itu," kata Victor untuk kedua kalinya penuh penekanan.
Ujung jarinya yang berlumur darah menangkap pipi kanan Adrenna dan mengelusnya dengan ibu jari. Meninggalkan noda merah yang membuat Adrenna menegang. Ia tidak suka baunya. Dengan susah payah Adrenna menahan rasa mual karena takut dengan tatapan tajam Victor.
"Sejak kapan gadis ku dekat dengan pria bajingan, sialan, Kaius? Hem~?"
Adrenna ingin buka suara tapi ia hanya bisa terbelalak seolah mengatakan jika ia memang dekat dengan Kaius padahal aslinya tidak. Victor salah paham.
"Sejak kapan, Adrenna?" Tanya Victor seraya mendekatkan wajahnya.
Tatapannya semakin dingin dan suaranya semakin dalam. Adrenna langsung menggeleng ribut.
"A-aku tidak. Aku juga baru tahu jika dia bagian dari istana. Aku hanya pernah bertemu dengannya saat penyelamatan Retta," jawab Adrenna dengan suara pelan namun bisa di dengar oleh Victor.
"Kenapa kau tidak memberitahu ku?" Tanyanya seperti tak terima Adrenna memendam fakta itu sendiri.
"Itu hanya pertemuan singkat mata ke mata."
Victor memicing, mencari kebohongan dari jendela hati Adrenna. Tapi yang ia temukan hanya kejujuran dan ketakutan.
"Hanya berpandangan?"
Adrenna mengangguk. Melihat si cantik bertudung dongker ini gemetaran, Victor mendekat dan mengecup kening Adrenna.
"Maaf sudah membuatmu takut," katanya.
Adrenna sangat ingin menangis. Ia mencebik karena hatinya sudah berhenti gelisah. Detak jantungnya sudah normal lagi. Ia jadi tak ingin memukul Victor. Ia hanya ingin menangis.
" Aku hanya tidak suka bau mu," sahut Adrenna seraya menyingkirkan dari Victor dan mengelus perut yang menampung rasa mual yang sejak tadi tertahan.
"Jadi, kenapa kau meminta ku bertemu disini?" Tanya Adrenna.
Victor berkacak pinggang menatap setumpuk daging di depannya.
"Memberikan persembahan lebih banyak untuk gadis ku," katanya seraya menunjukan deretan giginya.
Adrenna tercengang, Victor langsung berburu saat ia cemburu melihat Adrenna menerima hasil buruan dari Pria lain. Ia bertekad akan memberikan lebih pada gadisnya. Dengan semua emosi yang ia punya, sekarang Victor memiliki satu ekor beruang dan tiga rusa bertanduk besar. Bertumpuk tersusun di atas tubuh si beruang yang mati. Lalu 12 ekor kelinci didekatnya.
Ini pembantaian.
" Aku tidak bisa berkata-kata," monolog Adrenna.
Victor hanya diam mengamati raut wajah Adrenna yang campur aduk itu. Ia mengambil sapu tangan di sakunya dengan tangan yang masih bersih, lalu mengelap bekas darah di pipi Adrenna.
"Aku tidak suka kau menerima hasil buruan dari laki-laki lain. Jadi aku membawakan semua ini hanya untuk mu," jujur Victor.
"Terima kasih. Tapi, ini berlebihan. Aku tidak suka daging beruang atau rusa. Mungkin kelinci masih bisa. Mau kau apakan semua ini?" Tanya Adrenna.
"Bagaimana jika kita bawa ke tenda dan menyerahkannya pada raja."
"Kau bilang ini untuk ku!!" Pekik Adrenna tiba-tiba.
"Kau bilang kau tak suka mereka."
skak.
Adrenna terdiam. Ia tak suka tapi bukan berarti ia rela memberikannya pada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasíaCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...