GONDOK HATI BUKAN GONDOKAN
***
Victor meninggalkan Adrenna sendiri di tengah puluhan orang yang terkapar karena tak mampu melawan sang Duke. Kemana Victor pergi? Jelas pada Franda..gadis itu prioritasnya.
Janji pada Adrenna sudah pupus sejak titah dari pangeran Ednan turun. Adrenna menatap nyalang ke arah lorong yang digunakan Victor untuk pergi. Ia merasa dikhianati atau ia merasa sakit hati karena sadar sudah menaruh harapan dan kepercayaan pada Victor.
Shit! Ia benci dirinya yang begini. Sadar Adrenna ini dunia game, tak pantas membawa perasaan nyata ke sini.
Adrenna berbalik dan mulai menyusuri lorong yang ada di belakangnya. Retta mungkin sudah selamat dengan Steffany dan Liya. Ia kembali merutuk, kenapa Steffany tidak kembali untuk mencarinya? Sialan, jangan-jangan dia mengharapkan Adrenna tertangkap oleh para bangsawan bejad itu lagi. Adrenna harus segera kembali.
Entah itu Victor atau Steffany, bahkan Nico pun tidak ada yang turun tangan menemuinya. Cih, mereka sama saja. Setelah ini selesai, Adrenna akan memukul wajah mereka satu persatu jika situsi mendukung.
"Lepaskan saya!" Teriak seseorang dari persimpangan lorong yang Adrenna akan ambil.
"Diam! Atau ku bunuh kau!"
Adrenna mendekat dan mengintip dari balik tembok.
WALAAHH! Itu kan ... kan ... kan ... siapa? Kening Adrenna menyengit dan menyipitkan matanya. Wajah perempuan itu tak terlihat karena terhalang punggung pria yang menariknya.
"Berhenti memberontak!" Pria itu menarik tangan perempuan itu dan memerangkapnya di dinding. Barulah Adrenna bisa melihat wajah perempuan itu.
Adrenna membekap mulutnya. Hatinya sangat ingin mencaci maki segala hal. Kenapa kehidupan game ini penuh dengan aksi seram begini? Kenapa pula ia harus mendapati perempuan yang di seret-seret? Haruskah dia menolongnya? Tapi bagaimana caranya?
"Ughh ... gimana dong ini~" Adrenna kembali menggerutu.
"Ayo bangun! Jangan harap pangeran akan menyelamatkan mu. Dia terlalu sakit hati karena rumor kehilangan mu yang dibawa oleh Duke Bennad itu," kata pria itu lagi dan mulai mendekat ke arah keberadaan Adrenna.
Adrenna terdiam untuk berpikir. Rumor? Apa mungkin dia Franda? Siapa lagi gadis yang memiliki hubungan dengan pangeran dan Victor, ditambah terlibat rumor cinta segitiga kecuali Franda dan ... dirinya.
*cring cring
"!!!"
Adrenna memejamkan matanya erat-erat sambil mendesah kecewa. Ia tak sadar sudah bergerak berlebihan dan membuat lonceng itu berbunyi. Bodohnya lagi, Adrenna lupa melepaskan atribut tarinya karena panik tadi.
"SIAPAPUN ITU TOLONG! Lepaskan aku! Siapapun itu tolong!"
Apa boleh buat. Jika berdiam diri terus akan membuatnya merasa bersalah ditambah mereka semakin dekat. Jangan sampai orang bejad itu lolos, maka berlaga jadi superhero boleh juga. Lagi pula, hanya satu orang.
Tinggal menendangnya sampai kesakitan dengan jurus bela diri andalannya dan membawa kabur Franda. Menyerahkannya pada Victor lalu memukul wajah laki-laki itu. Oke itu rencana mudah.
Adrenna berjalan keluar dari persembunyiannya. Suara lonceng di kaki dan tangannya mengema disepinya lorong. Padahal Franda dan pria itu sedang ribut. Tapi telinga Adrenna dipenuhi oleh suara benda kecil tersebut.
Tarik napas
Hembuskan.
Adrenna berjalan mendekati. Tujuan Adrenna melumpuhkan pria itu dan membawa kabur gadis bermasalah itu. Sayang sekali tidak ada balok atau benda apa gitu yang bisa Adrenna gunakan sebagai senjata. Masuk ke sini saja tanpa alas kaki. Padahal sepatu ber-hak tajam bagus untuk melumpuhkan musuh. Lengkap sudah kesialannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE THE SAME ENDING [SELESAI]
FantasyCheck bio to see other stories! *** Setahu Elita, game itu kaku. Gak punya kehidupan yang luwes seperti ini. Eh, kenapa dia bisa berubah menjadi Adrenna si tokoh game dan harus menjalani hidup yang rumit begini? Siapa sangka jika dirinya akan berg...